Beda Nasib Imbas Larangan Mudik buat Daerah dan Ibu Kota

Beda Nasib Imbas Larangan Mudik buat Daerah dan Ibu Kota

Trio Hamdani - detikFinance
Rabu, 07 Apr 2021 07:00 WIB
Penumpang menaiki kereta api Jayakarta jurusan Surabaya Gubeng di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Senin (21/12/2020). Arus mudik Natal dan Tahun Baru melalui Stasiun Pasar Senen ke sejumlah daerah di Jawa mulai mengalami peningkatan.
Ilustrasi/Foto: Agung Pambudhy

Larangan mudik bikin pengusaha wisata di daerah tak bisa berharap banyak pada turis lokal. Sebab, pergerakan pelancong di daerah mungkin tak akan seberapa.

"Yang kasihan kan objek wisata di luar kota. Di luar kota ngadepin local buying power yang lokalnya, dia (pariwisata) ya nggak akan terangkat," kata Wakil Ketua Umum PHRI Bidang Destinasi Wisata Johnnie Sugiarto.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, masyarakat di daerah akan lebih banyak bergerak ke destinasi wisata saat kedatangan saudaranya yang pulang kampung.

"Orang di kampung itu kan menjadi punya semangat kalau ada saudara dia yang datang dari luar kota. Misalnya orang Semarang pulang kampung, otomatis kan orang kampung senang diajak jalan-jalan, dibayarin mungkin. Sekarang kalau dia tidak ada orang yang datang, sepi saja, dia juga nggak semangat mau jalan ke mana," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Sementara pebisnis pariwisata di Jakarta akan cukup diuntungkan karena banyak warganya yang merupakan pendatang. Ketika dilarang mudik, warga ibu kota bisa menghabiskan waktu di destinasi wisata dalam kota.

"Kalau menurut saya tetap ada potensi yang namanya local buying power. Jadi orang-orang Jakarta ini kan pendatang nih, kalau dia nggak boleh mudik mungkin dia di Jakarta dia ke Ancol, mungkin ke Taman Mini, masih ada gitu lho," tambah Johnnie.


(toy/ara)

Hide Ads