3 Alasan Pengusaha Keberatan THR Nggak Boleh Dicicil

3 Alasan Pengusaha Keberatan THR Nggak Boleh Dicicil

Anisa Indraini - detikFinance
Senin, 12 Apr 2021 21:00 WIB
THR
Foto: Dok. detikcom

2. Duitnya Dari Mana?

Anton mengatakan kebijakan membayar THR sebelum Lebaran yang berlaku untuk semua perusahaan sulit direalisasikan.

"Pasti tidak semulus yang dibayangkan kita sekarang ini. Seakan-akan kalau sudah keluar instruksi harus bayar lantas semua ikuti, kalau memang tidak punya dana mau bayar pakai apa? Gaji aja mungkin dicicil. Orang kalau lagi kesulitan keuangan kalau dipaksa bagaimanapun susah," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anton mengingatkan pemerintah agar jangan mengaitkan THR untuk menggenjot daya beli masyarakat. Sebab, efek dari itu dinilai hanya bersifat sesaat dan ke depannya disebut bisa berdampak kepada nasib usaha.

"Apakah pemerintah ingin menjaga ayamnya agar setiap hari bertelur, atau ayamnya mau dipaksa dikeluarkan sekaligus sekarang dengan konsekuensi sebagian dari itu tidak bisa bertelur lagi. Kita harus jaga napas, jangan terlalu business as usual," tuturnya.

ADVERTISEMENT

3. Sektor Bisnis yang THR-nya Rawan Dicicil

Anton mengatakan sektor yang kemungkinan tidak mampu membayar THR tepat waktu itu ada di bidang pariwisata dan ritel.

"Bagi yang tidak mampu besar juga jumlahnya. Menurut saya yang memang berat sekarang bagian pariwisata. Kita lihat sekarang juga terjadi shifting ritel juga tersedot dengan online," kata Anton.

Ketua Komite Advokasi Dewan Pengupahan Nasional (DPN) Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Darwoto menambahkan sektor yang kemungkinan tidak bisa membayar THR tepat waktu adalah perhotelan dan transportasi penumpang.

"Perhotelan dan pariwisata, sektor angkutan penumpang dengan larangan mudik pasti tidak mampu bayar (THR) tepat waktu," tuturnya.

Selain itu berdasarkan catatan detikcom, pengusaha tekstil sudah meminta agar THR dicicil. Alasannya, pengusaha tekstil dan produk tekstil (TPT) masih tertekan pandemi COVID-19. Berdasarkan riset Apindo pada Januari lalu, dari 600 pengusaha TPT sekitar 200 pengusaha tercatat sudah tidak bisa mempertahankan bisnisnya.

Bukan cuma pengusaha tekstil, pengusaha restoran juga mengaku mengalami kesulitan membayar THR bahkan kemungkinan tidak akan bisa membayarnya. Sektor properti juga mengalami kesulitan membayar THR karena keuangan pengusaha di sektor tersebut sangat tertekan.


(aid/eds)

Hide Ads