Kementerian Pertanian (Kementan) mencium adanya kejanggalan terhadap lonjakan harga ayam beberapa waktu belakangan ini. Sebab, pasokan ayam saat ini sedang melimpah.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan Nasrullah mengatakan, kenaikan harga di tingkat konsumsi cukup tinggi. Namun, kenaikan yang tinggi itu tidak sebanding di tingkat produsen.
"Kita mendengar bahwa harga ayam di tingkat konsumen cukup tinggi, di beberapa terutama Jawa Timur. Nah perlu Bapak, Ibu ketahui bahwa kondisi kenaikan harga di tingkat produsen, saya bicara produsen ya, itu tidak sesignifikan kenaikan ada yang di tingkat konsumen," katanya dalam diskusi Indef, Kamis (22/4/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya bicara Pak Dirjen PDN kita harus turun sama-sama ini, melihat ini, ada apa di tengah-tengah ini?" tambahnya.
Dia menuturkan, kondisi tersebut tidak imbang. Apalagi, saat ini pasokan berlebih hingga sampai dipangkas. Dia menduga ada praktik-praktik tertentu.
"Jadi tidak imbang, karena kalau teori ekonomi dipakai, maka teori ini tidak berlaku karena sekarang surplus malah kita meng-cutting. Jadi kenaikan itu bukan karena produksi kurang. Kemungkinan turun, atau kemungkinan ada praktik-praktik tertentu," ujarnya.
Dia menambahkan, pasokan yang berlebih itu bisa digunakan untuk operasi pasar. Dia menuturkan, pasokan yang berlebih itu hanya 70% yang dikurangi, sisanya 30% digunakan sebagai penyangga.
"Kita stok banyak kalau mau dilakukan operasi pasar, ayam beku, yang hasil pemotongan teman-teman pelaku usaha karena penurunan demand selama COVID ini dan dari kelebihan produksi, kita hanya mengurangi 70% kelebihannya, 30% kita masih simpan sebagai buffer," ujarnya.