Jaringan rumah sakit Siloam sempat tertekan dengan adanya serangan pandemi virus Corona yang mulai muncul sejak awal tahun 2020 lalu. Hal itu diungkapkan oleh Caroline Riady, yang merupakan Wakil Presiden Direktur PT Siloam International Hospitals Tbk.
Caroline menyatakan pihaknya harus berjibaku menghadapi pandemi Corona di masa awal kemunculannya. Di suatu hari dia bercerita cashflow atau arus keuangan perusahaan hanya bersisa untuk 21 hari ke depan saja.
Dia mengatakan hal ini terjadi karena banyak pasien yang ketakutan untuk ke rumah sakit. Jumlah pasien rawat jalan maupun rawat inap mengalami penurunan signifikan, sehingga pemasukan ke Siloam berkurang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada suatu hari direktur keuangan saya sampaikan, 'bu kita cashflow udah tinggal 21 hari', dan pada saat itu pasiennya juga takut ke rumah sakit jadi nggak ada pasien berobat," ujar Caroline dalam program Ask d'Boss.
Sementara itu, dengan kondisi kas perusahaan yang cuma bisa bertahan 21 hari, dia mengaku jaringan rumah sakit yang dia kelola harus melakukan investasi yang besar untuk mempersiapkan diri menghadapi pandemi.
Mulai dari membeli kelengkapan APD untuk para tenaga kesehatan, hingga mengeluarkan uang untuk membuat unit khusus COVID-19.
"Dengan kondisi demikian, 21 hari cash dan kita tetap harus lakukan investasi. Kita harus beli APD yang harganya sangat mahal sekali, kita harus pasang negative pressure di ruangan-ruangan kita, kita bangun gedung yang baru untuk COVID. Kita beli ventilator," ungkap Caroline.
Lanjut ke halaman berikutnya soal RS Siloam.