Cerita Generasi Ketiga Lippo Kelola RS di Tengah Pandemi

Cerita Generasi Ketiga Lippo Kelola RS di Tengah Pandemi

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 29 Apr 2021 09:33 WIB
Jakarta -

Jaringan rumah sakit Siloam sempat tertekan dengan adanya serangan pandemi virus Corona yang mulai muncul sejak awal tahun 2020 lalu. Hal itu diungkapkan oleh Caroline Riady, yang merupakan Wakil Presiden Direktur PT Siloam International Hospitals Tbk.

Caroline menyatakan pihaknya harus berjibaku menghadapi pandemi Corona di masa awal kemunculannya. Di suatu hari dia bercerita cashflow atau arus keuangan perusahaan hanya bersisa untuk 21 hari ke depan saja.

Dia mengatakan hal ini terjadi karena banyak pasien yang ketakutan untuk ke rumah sakit. Jumlah pasien rawat jalan maupun rawat inap mengalami penurunan signifikan, sehingga pemasukan ke Siloam berkurang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada suatu hari direktur keuangan saya sampaikan, 'bu kita cashflow udah tinggal 21 hari', dan pada saat itu pasiennya juga takut ke rumah sakit jadi nggak ada pasien berobat," ujar Caroline dalam program Ask d'Boss.

Sementara itu, dengan kondisi kas perusahaan yang cuma bisa bertahan 21 hari, dia mengaku jaringan rumah sakit yang dia kelola harus melakukan investasi yang besar untuk mempersiapkan diri menghadapi pandemi.

ADVERTISEMENT

Mulai dari membeli kelengkapan APD untuk para tenaga kesehatan, hingga mengeluarkan uang untuk membuat unit khusus COVID-19.

"Dengan kondisi demikian, 21 hari cash dan kita tetap harus lakukan investasi. Kita harus beli APD yang harganya sangat mahal sekali, kita harus pasang negative pressure di ruangan-ruangan kita, kita bangun gedung yang baru untuk COVID. Kita beli ventilator," ungkap Caroline.

Lanjut ke halaman berikutnya soal RS Siloam.

Meski begitu, dia mengaku tak menyesali keputusannya itu. Dia tetap mendukung secara all out pemerintah untuk menangani pandemi.

Pandemi berjalan berbagai hal pun terjadi, salah satunya adalah kebijakan pemerintah yang mau membayar biaya penanganan pasien COVID-19 ke rumah sakit. Hal itu dinilai sangat membantu pihaknya. "Sejak itu memang beberapa hal terjadi. Pertama pemerintah mengumumkan biaya pasien COVID di-cover, itu sangat membantu," ungkap Caroline.

Lalu dengan kemajuan penanganan COVID-19, mulai dari testing, perawatan, hingga vaksinasi, membuat pasien berangsur mau kembali ke rumah sakit. Hanya saja memang jumlahnya belum seperti masa semula, sebelum ada pandemi COVID-19.

"Dengan ada testing dan lain sebagainya, pasien pelan-pelan berangsur kembali. Sekarang apakah jumlah pasien sudah kembali? Saya katakan belum, memang sudah lebih baik, tapi saya bisa katakan belum," ujar Caroline.

Masalah keuangannya hingga kini dia mengklaim cash flow alias arus kas masih bisa dijaga meski makin tipis. Dia mengaku mendapatkan bantuan keuangan dari beberapa bank, namun tidak merinci apa jenis bantuannya.

"Kita masih bisa jaga cash flow, cuma makin lama memang makin tipis. Tapi kita bisa menjaga dan kami dapat bantuan dari beberapa bank yang sangat suportif dan saya terima kasih sekali," jelas Caroline.


Hide Ads