Menteri BUMN Erick Thohir membeberkan alasannya ingin membeli peternakan sapi di Belgia melalui BUMN. Ia mengatakan, rencana itu bertujuan untuk mengkonsolidasikan peternakan di Indonesia dengan di Belgia.
Oleh sebab itu, ia menegaskan rencana pembelian itu bukan berarti pihaknya anti dengan peternak lokal.
"Konteksnya ini harus dilihat secara proporsional. Bukan berarti kita anti peternak Indonesia. Nggak, orang BUMN mana bisa anti? Justru kita ingin membantu dari konsolidasi, bagaimana kebutuhan sapi ini tidak hanya jadi market, tetapi kita menjadi satu jalan untuk meng-upgrade peternakan di Indonesia. Jadi konteksnya jangan dicampur sama," kata Erick di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (4/5/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan, jika BUMN membeli peternakan di Belgia, nantinya fasilitas dan para ahli di peternakan tersebut bisa diberdayakan untuk membantu meningkatkan produktivitas peternakan Indonesia.
"Kalau BUMN punya ternak sapi di luar negeri, berarti kan kita bisa memberdayakan fasilitas dan expertise yang kita punyai untuk untuk membantu peternak Indonesia," papar Erick Thohir.
Terutama untuk memperbanyak populasi sapi betina yang masih sangat minim di Indonesia, dan juga menciptakan sapi hasil persilangan.
"Terutama dari segi pengadaan sapi betina yang memang jumlahnya sangat kurang. Belum lagi teknologi supaya sapinya bisa disilangkan, supaya bagus," imbuh dia.
Menurutnya, lebih baik membeli peternakan di Belgia daripada menghabiskan uang hanya untuk impor daging sapi dan sapi dari pengusaha di luar negeri.
"Kalau memang kita negara pengimpor daging, dan BUMN ditugaskan impor daging, ya tentu kita harus memanfaatkan keuangan yang ada yaitu menjadi nilai tambah. Artinya apa? Ya sudah kita beli saja peternakan sapinya. Toh impor juga, bukan berarti kita membohongi diri. Justru dengan kita punya peternakan sapi, uangnya rakyat yang tadinya terhambur-hambur untuk impor, sekarang kita punya keberpihakan, kita punya ternak sapinya," urainya.
Selain itu, Erick Thohir mengatakan, biaya ternak sapi di Indonesia memang lebih tinggi ketimbang di luar negeri.
"Ketika kita membiayai atau membesarkan sapi di Indonesia, harganya lebih mahal dari yang diimpor. Nah itu yang kita harus betulkan struktur harganya, bukan berarti kita mau impor terus gitu. Tapi kita justru melihat bagaimana susunan harga daripada ini harus kita perbaiki," tandas Erick.
(vdl/ara)