RI Masih Resesi, Pengusaha Nggak Kaget

RI Masih Resesi, Pengusaha Nggak Kaget

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 05 Mei 2021 15:35 WIB
Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih menghadapi ancaman pandemi COVID-19. OECD memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di level 4,9% di tahun 2021.
Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Ekonomi Indonesia masih berada dalam jurang resesi. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan ekonomi tanah air kuartal I-2021 sebesar -0,74%.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Hubungan Internasional, Shinta Widjaja Kamdani ternyata sudah memperkirakan sebelumnya sehingga tak kaget lagi jika Indonesia masih resesi di kuartal I-2021.

"Level pertumbuhan Q1-2021 memang masih dalam range perkiraan kami. Memang risiko kontraksi masih tinggi di Q1-2021," kata Shinta, Rabu (5/5/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski pemulihan ekonomi semakin membaik, Shinta menyebut kondisi di kuartal I-2021 ini masih cukup berat untuk bergerak ke arah positif.

"Kinerja Januari-Februari (2021) kita tidak cukup baik, malah melambat dibanding Desember-November 2020. Jadi berat untuk didongkrak menghasilkan pertumbuhan yang positif meskipun kinerja Maret luar biasa baik," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Meski begitu, Shinta yakin pada kuartal selanjutnya Indonesia akan keluar dari jurang resesi dengan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang positif. Mengingat ada momentum Lebaran dibarengi dengan kebijakan pemerintah yang bisa mendorong konsumsi.

"Q2-2021 ini bertepatan dengan momentum konsumsi ramadhan dan Lebaran yang dibarengi dengan kebijakan yang secara sengaja didesain untuk meningkatkan likuiditas masyarakat dengan THR dan bansos, serta mendorong konsumsi kelas menengah yaitu kebijakan PPnBM," tuturnya.

Namun ada beberapa catatan yang harus menjadi perhatian agar pertumbuhan ekonomi Indonesia terus membaik.

"Kontrol pandemi terus membaik (tren penyebaran turun dan tidak ada second wave), kinerja ekspor terus ditingkatkan dan realisasi investasi dimaksimalkan, dengan begitu pertumbuhan Q2-2021 bisa optimal," tandasnya.

(aid/dna)

Hide Ads