Bulan Ramadhan merupakan momentum untuk semakin meningkatkan ibadah dan tetap produktif dalam menjalankan pekerjaan. Hal ini juga yang dirasakan dan dialami Ketua dewan komisioner OJK, Wimboh Santoso sebagai pimpinan di lembaga yang memiliki peran strategis menjaga stabilitas sistem keuangan di Indonesia.
Ia menjelaskan ada berbagai perbedaan menjalani puasa selama pandemi dibandingkan sebelum pandemi, seperti salat tarawih yang menjadi dilakukan di rumah bersama keluarga.
"Sejak bulan puasa aktivitas seperti biasa, namun bisa tarawih di rumah dengan keluarga dengan waktu lebih fleksibel. Bahkan juga lebih sering berbuka puasa di rumah bersama keluarga serta menikmati masakan istri di rumah yang dadakan tergantung mood hari itu," kata Wimboh melalui akun Instagram @wimboh.ojk, dikutip Minggu (16/5/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wimboh menceritakan dirinya paling sering berbuka dengan bandeng goreng dan sambal tomat. Sedangkan makan sahur cukup dengan sereal dan minum yang banyak.
Tidak hanya itu, aktivitas olahraga selama puasa juga tetap dia jalankan, seperti olahraga di treadmill pagi hari sebelum ke kantor selama 40 menit untuk menetralisir makanan buka puasa yang dianggapnya berisiko. Sesekali ia juga berbuka puasa secara terbatas di masjid OJK bersama pegawai dengan protokol COVID-19.
"Selama pandemi hampir seluruh kegiatan saya dikerjakan dari kantor dengan ruang yang steril dari pengunjung dan pegawai yang terkontrol," katanya.
Saat Lebaran tiba, Wimboh harus berbesar hati untuk menahan kerinduannya tidak berlebaran dengan Ibunda tercinta di kampung halaman di Boyolali karena mengikuti kebijakan Pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid 19. Sudah dua kali Lebaran Wimboh tidak pulang kampung.
Padahal pulang kampung untuk meminta dan memberikan maaf kepada orang tua serta handai taulan telah menjadi tradisi. Aktivitas Wimboh sama seperti tahun sebelumnya, yakni menjalin silaturahmi Lebaran cukup dilakukan dengan video call atau WA. Menurutnya ini sama saja dan tidak mengurangi makna Hari Raya Idul Fitri.
Kemudian untuk salat Ied ia lakukan di rumah dan dia menjadi imam untuk keluarga, termasuk cucu dan kru pengamanan serta asisten di rumah. Kemudian makan sajian Lebaran seperti ketupat, sambal goreng kentang yang ada petainya, opor ayam, dan lodeh ditambah kerupuk masakan istri.
"Seingat saya makanan itu harus ada sejak saya kecil cuma bedanya dulu ibu saya yang masak sekarang istri saya yang ilmunya diturunkan dari ibu saya. Ritual makanan lebaran ini selalu sama di mana pun saya berada, baik selama masa sekolah di US dan di UK karena istri saya selalu menemani," katanya.
Kemudian Wimboh juga berbagi kepada masyarakat yang memerlukan karena menurutnya itu adalah kewajiban sebagai umat muslim. Bahkan setiap buka puasa ia juga menyediakan nasi box untuk sekitar 50-70 orang ditaruh di depan rumah yang biasanya habis dalam waktu cepat.
Harapannya ke depan setelah menjalankan ibadah puasa dan merayakan lebaran, dirinya selalu diberikan kesehatan dan umur panjang untuk bertemu dengan ramadhan di tahun depan dengan keadaan yang lebih baik.
(ega/ega)