Konflik antara Israel dengan Palestina tak kunjung usai. Indonesia dinilai akan terkena dampak dari konflik tersebut secara tidak langsung.
Hal ini disampaikan oleh Peneliti dari Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet. Dia bilang Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, sementara dengan Palestina hubungan dagangnya relatif kecil.
"Saya kira masalah konflik Israel dan Palestina ini tidak akan berdampak langsung terhadap perekonomian di dalam negeri," kata Yusuf saat dihubungi detikcom, Jakarta, Senin (17/5/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yusuf menilai konflik antara Israel dengan Palestina akan berdampak besar terhadap perekonomian Indonesia jika konflik tersebut melebar yang nantinya akan melibatkan banyak negara Timur Tengah. Jika banyak negara Timur Tengah yang terlibat dalam konflik Israel dengan Palestina, Yusuf memastikan akan terjadi kenaikan harga minyak dunia dan akan berdampak besar terhadap perekonomian nasional.
"Di sinilah, baru akan berdampak pada ekonomi di dalam negeri, karena kita tahu Indonesia merupakan negara net importir minyak. Kondisi ini nantinya akan mempengaruhi kondisi neraca dagang Indonesia," ungkapnya.
Memburuknya konflik antara Israel dan Palestina membuat jengah sejumlah negara Arab yang baru-baru ini menormalisasi hubungan dengan Israel.
Kesepakatan Abraham yang sebelumnya didengungkan itu merupakan perjanjian yang ditandatangani Israel dengan empat negara Arab - yaitu Uni Emirat Arab, Bahrain, Maroko, dan Sudan.
Namun, konflik yang kembali pecah di Timur Tengah dalam sepekan terakhir menyebabkan upaya normalisasi hubungan negara-negara Arab dengan Israel itu jadi tertunda.
Kesepakatan Abraham, yang dibuat pada penghujung pemerintahan Donald Trump di AS, menjadi penanda bahwa negara-negara Arab itu tidak sekadar memulihkan hubungan dengan Israel, namun juga memulai kerja sama di sejumlah sektor, termasuk keamanan dan intelijen.
Beberapa pekan setelah penandatanganan perjanjian itu di Washington, kepala badan intelijen luar negeri Israel, Mossad, mendapat sambutan karpet merah di kawasan Teluk, padahal sampai tahun lalu hal seperti ini mustahil bisa terjadi. Tapi kini pemerintah negara-negara Arab yang ikut perjanjian itu, terutama UEA dan Bahrain, berada dalam posisi yang tidak nyaman.
Lihat juga Video: Palestina Tak Pernah Terima Donasi Pinggir Jalan