3. Hubungan Dagang
Berdasarkan data BPS yang dikutip, Senin (17/5/2021), neraca perdagangan Indonesia surplus US$ 7,6 juta. Hal itu dikarenakan total nilai ekspor Indonesia lebih besar dibandingkan dengan impor.
Total nilai ekspor Indonesia ke Palestina mencapai US$ 11,96 juta sejak 2016-2020. Jika dirinci, ekspor pada tahun 2016 sebesar US$ 2,23 juta, ekspor pada tahun 2017 sebesar US$ 2,05 juta, ekspor pada tahun 2018 sebesar US$ 2,80 juta, ekspor pada tahun 2019 sebesar US$ 2,91 juta, dan ekspor pada tahun 2020 sebesar US$ 1,95 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara nilai impor, totalnya mencapai US$ 4,36 juta yang terdiri dari tahun 2016 sebesar US$ 283.970, tahun 2017 sebesar US$ 341.030, tahun 2018 sebesar US$ 727.052, tahun 2019 sebesar US$ 1,35 juta, dan tahun 2020 sebesar US$ 1,64 juta.
Jika ditotal, hubungan perdagangan Indonesia dengan Palestina masih surplus US$ 7,6 juta sejak tahun 2016 sampai 2020.
4. Impor Kurma
Total nilai impor kurma mencapai US$ 42,3 juta pada kuartal I-2021 atau selama tiga bulan pertama di tahun ini.
Rinciannya, nilai impor kurma yang dilakukan Indonesia selalu meningkat dari US$ 10,3 juta di Januari, lalu US$ 14,9 juta di Februari, dan US$ 17,1 juta di Maret.
Sebanyak 10 negara eksportir kurma ke Indonesia pada Maret tahun ini yaitu, Egypt dengan nilai US$ 4,9 juta dan berat 4.522 ton. Egypt menjadi negara terbanyak yang ekspor kurma ke Indonesia pada bulan Maret 2021.
Tunisia, nilainya US$ 4,3 juta dengan volume sebanyak 1.302 ton. Arab Saudi, nilainya US$ 3,4 juta dengan volume 3.181 ton. UEA, nilainya US$ 1,4 juta dengan volume 816 ton. Iran, nilainya US$ 1,2 juta dengan volume 1.061 ton.
Selanjutnya, Amerika Serikat (AS) nilainya US$ 490 ribu dengan volume 41 ton. Algeria, nilainya US$ 651 ribu dengan volume 319 ton.Palestina, nilainya US$ 322 ribu dengan volume 39 ton. Jordan, nilainya US$ 78 ribu dengan volume 30 ton.
Kemudian Nambia, nilainya US$ 93 ribu dengan volume 42 ton. Sementara lainnya tercatat US$ 68 ribu dengan volume 66 ton kurma.
(hek/eds)