MUI Ajak Negara-negara Arab Putus Hubungan Dengan Israel

MUI Ajak Negara-negara Arab Putus Hubungan Dengan Israel

Hendra Kusuma - detikFinance
Selasa, 18 Mei 2021 11:10 WIB
Logo MUI
Foto: detikINET/Agus Tri Haryanto
Jakarta -

Wakil Ketua MUI, Anwar Abbas meminta kepada negara-negara-negara yang berdekatan dengan Israel untuk segera memutus hubungan diplomatik. Hal tersebut menyusul serangan yang dilakukan Israel kepada Palestina.

Negara-negara yang berdekatan dengan Israel tersebut adalah Mesir, Arab Saudi, Yordania, Syria, Libanon, Iraq, dan Turki. Serta negara-negara teluk seperti Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar, dan Bahrain.

Imbauan untuk memutus hubungan diplomatik dengan Israel diambil jika negara-negara tersebut tidak berani melakukan perang atau menyerang total Israel baik dari darat, laut, maupun udara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Maka saya menghimbau agar para kepala negara dan pemerintahan dari negara-negara tersebut yang punya hubungan diplomatik dengan Israel supaya dengan tegas memutus hubungan diplomatiknya dengan Israel," kata Anwar dalam keteranganya yang dikutip detikcom, Selasa (18/5/2021).

Imbauan selanjutnya, adalah keputusan memutus hubungan diplomatik dari negara-negara tetangga Israel juga nantinya akan diikuti oleh negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

ADVERTISEMENT

Dengan memutus hubungan diplomatik dan dagang, Anwar menilai Israel akan menghentikan serangannya kepada Palestina.

"Tanpa itu maka menurut saya nasib rakyat Palestina jangankan akan semakin bertambah baik malah akan semakin bertambah runyam dan parah karena Israel belum akan berhenti melakukan tindak kekerasan dan kebiadabannya sebelum dia bisa merampas dan menguasai serta mengendalikan sepenuhnya semua tanah dan daerah yang ada di dan di sekitar Yerusalem tersebut," ujarnya.

"Hal ini tentu pasti akan mendapatkan perlawanan dari rakyat palestina sehingga sudah bisa dibayangkan tindak kekerasan dan pembunuhan-pembunuhan sadis yang dilakukan oleh tentara israel terhadap rakyat palestina akan terulang kembali dan akan tetap terus berlangsung," tambahnya.

Imbauan selanjutnya, dikatakan Anwar adalah negara tetangga dan yang tergabung dalam OKI segera mengambil inisiatif untuk menyeret Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu ke Mahkamah Internasional.

"Untuk diadili sebagai penjahat perang dan penjahat kemanusiaan," ungkapnya.

Lihat juga Video: Ketum PBNU Temui Dubes Palestina, Sampaikan Kecaman untuk Israel

[Gambas:Video 20detik]



Sebelumnya, Menlu RI, Retno LP Marsudi, menghadiri pertemuan darurat Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) atau Organisation of Islamic Cooperation (OIC). Retno menyampaikan tiga langkah kunci membela Palestina.

Extraordinary Open-ended Ministerial Meeting of the OIC Executive Committee itu digelar virtual dan dihadiri 16 menteri dan wakil menteri luar negeri negara-negara anggota OKI. Pertemuan digelar khusus untuk membahas agresi Israel di wilayah Palestina, khususnya Al-Quds Al-Shareef atau Yerusalem dan juga jalur Gaza.

"Di dalam pertemuan OKI tadi saya menyampaikan bahwa untuk kesekian kalinya, OKI harus kembali bertemu untuk membahas isu yang sama yaitu, agresi Israel terhadap Palestina. Sejak OKI didirikan komitmen negara OKI tidak pernah luntur dan terus bertekad untuk bersama Palestina di dalam memperjuangkan hak-haknya," kata Retno dalam keterangan pers, Minggu (16/5/2021).

Retno mengingatkan semua pihak untuk tidak lupa bahwa Palestina adalah satu-satunya negara yang masih diduduki kekuatan kolonial di dunia ini. Retno menyebut semua penderitaan Palestina disebabkan oleh Israel sebagai occupying power.

Retno menegaskan Indonesia mengecam keras tindakan Israel tersebut. Terlebih lagi, serangan tersebut dilakukan di bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri.

Atas hal itu, Retno mengusulkan beberapa langkah kunci yang harus dilakukan OKI. Langkah kunci pertama, yaitu memastikan adanya persatuan.

Retno menyampaikan langkah kunci kedua yaitu, OKI harus mengupayakan gencatan senjata sesegera mungkin. Dia mengajak semua negara OKI menggunakan pengaruhnya.

Langkah kunci terakhir, kata Retno, yaitu OKI harus tetap fokus membantu kemerdekaan bangsa Palestina. Negosiasi multilateral harus terus didorong.

"Dalam kaitan ini, OKI harus lebih keras berupaya untuk mendorong dimulainya kembali negosiasi multilateral yang kredibel. Yang berpedoman pada parameter-parameter yang telah disetujui secara internasional. Dengan tujuan mencapai perdamaian yang lestari berdasarkan prinsip solusi dua negara," ujar Retno.


Hide Ads