Bu Sri Mulyani, Ada Jurus Genjot Setoran Pajak Nih

Bu Sri Mulyani, Ada Jurus Genjot Setoran Pajak Nih

Heri Susanto - detikFinance
Selasa, 18 Mei 2021 13:52 WIB
Ilustrasi Setoran Pajak Tekor
Foto: Ilustrasi Setoran Pajak (Tim Infografis: Mindra Purnomo)
Jakarta -

Rencana Kementerian Keuangan menaikkan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) mendapatkan sorotan dari banyak pihak. Kalangan UMKM di Yogyakarta menawarkan solusi buat pemerintah agar tidak menaikkan tarif PPN.

Apa solusi yang ditawarkan?

"Kami yakin dengan pengalaman mengatasi pandemi berbagi voucher dengan pelaku usaha lain, ternyata efektif menarik klien, bisa diberlakukan untuk menarik pajak," kata Direktur Utama Djuragan Kreatif Indonesia Syarif Hidayat di Yogyakarta Selasa (18/5/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Syarif menceritakan saat usaha De Paragon, penginapan dan kos eksklusif menghadapi awal pandemi. Saat itu, omzet berangsur-angsur turun. Disusul dengan klien mahasiswa pulang kampung.

"Selama tiga bulan awal omset drop. Kemudian, kami berdiskusi dengan sesama UMKM, ada jasa cuci mobil, kuliner, busana, kecantikan, dan masih banyak yang lain sepakat gotong royong barter voucher," katanya.

ADVERTISEMENT

Dari barter tersebut, lanjut Syarif, tanggapan konsumen di luar dugaan. Klien pihaknya yang merupakan bisnis penginapan atau kos, tertarik menginap karena bisa mendapatkan banyak layanan jasa lain.

"Kos di Paragon bisa mengurangi biaya hidup. Jika dihitung voucher dengan tarif bisa sampai gratis. Karena dapat tiga voucher seharga menginap di Paragon," lanjutnya.

Sistem yang sama, kata Syarif, bisa digunakan untuk menggenjot penerimaan pajak. Sektor swasta di Indonesia bisa bergotong royong untuk mengalokasikan biaya promosi dengan dengan voucher untuk wajib pajak.

"Jika pada 2020, penerimaan pajak hanya 89,25%, dengan sistem ini, saya optimis masyarakat atau pelaku usaha akan berbondong-bondong bayar pajak," katanya.

Apalagi jika wajib pajak bisa memilih voucher. Mereka tentu bisa membayar pajak sekalian dengan menyesuaikan voucher yang dibutuhkan.

"Tidak hanya jasa. Bisa produk, misalnya orang mau bayar pajak karena butuh produk A, bisa sekalian," jelasnya.

Metode voucher ini, kata dia, juga menarik bagi wajib pajak. Seperti di pusat perbelanjaan, konsumen niatnya beli barang A, tapi karena ada diskon barang yang lain jadi membeli.

"Ini adaptasi psikologi konsumen dengan sistem gotong royong yang sudah menjadi tradisi kuat bangsa kita," imbuhnya.

Bahkan jika hal ini bisa berjalan, krisis ekonomi akibat pandemi pasti bisa dengan cepat teratasi, karena selain mendongkrak penerimaan negara, ekonomi masyarakat juga bisa tumbuh dengan cepat.

"Karena sebenarnya masyarakat memiliki uang. Tapi mereka tahan karena masih banyak pertimbangan kondisi ini akan berlangsung lama atau cepat," imbuhnya.

Lihat juga Video: Bahas Kenaikan PPN, Ekonom Singgung Diskon Pajak Mobil Mewah

[Gambas:Video 20detik]



(hns/hns)

Hide Ads