Gaungkan 'Work From Bali', Nggak Salah Nih Pak Luhut?

Gaungkan 'Work From Bali', Nggak Salah Nih Pak Luhut?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 19 Mei 2021 14:32 WIB
Menko Luhut Binsar Pandjaitan cek progres Bandara Kediri
Foto: Dok. Kemenko Maritim dan Investasi
Jakarta -

Rencana Work From Bali yang digencarkan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dinilai ekonom kurang tepat. Luhut sendiri mendorong pegawai di 7 kementerian koordinasinya untuk bekerja dari Pulau Bali.

Menurut ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira rencana Work From Bali untuk pegawai kementerian dinilai hanya membuang anggaran.

Anggaran APBN, menurut Bhima, baiknya digunakan untuk mendukung belanja kesehatan dan perlindungan sosial daripada untuk perjalanan dinas pegawai kementerian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau pegawai pemerintah disuruh Work From Bali, sepertinya sayang sekali anggaran APBN digunakan untuk perjalanan dinas. Masih banyak kebutuhan anggaran yang urgent, yakni belanja kesehatan dan belanja perlindungan sosial," kata Bhima kepada detikcom, Rabu (19/5/2021).

Bhima justru bingung, di tengah melebarnya defisit APBN, tetapi masih ada dana yang digunakan untuk rapat di Bali. "Ini saja karena pemerintah kebingungan karena defisit APBN melebar, bahkan tarif PPN mau dinaikan, kok dana yang ada digunakan buat rapat di Bali," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Bhima juga meningkatkan agar pemerintah jangan mubazir menghamburkan anggaran untuk perjalan dinas. Dampak perjalanan dinas ke daerah pun menurutnya tak besar. Alih-alih memberikan dampak ekonomi, perjalanan dinas justru menurutnya cuma untungkan pegawai pemerintah saja.

"Jangan mubazir, sejauh ini anggaran perjalanan dinas dampaknya terbatas bahkan cenderung menguntungkan pegawai pemerintah itu sendiri," kata Bhima.

Apa kata ekonom lain soal langkah Luhut ini? klik halaman berikutnya.

Di sisi lain, menurut Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal kebijakan ini bisa dipandang menjadi bentuk insentif bagi pelaku wisata yang terdampak pandemi. Bali, merupakan salah satu wilayah yang benar-benar terdampak dengan adanya pandemi.

Tapi, Faisal justru khawatir kebijakan ini akan berdampak pada makin panjangnya penyebaran pandemi COVID-19. Pasalnya, apabila pegawai yang berasal dari zona merah melakukan Work From Bali, bisa saja virus COVID-19 menyebar di sana.

"Catatan dari saya, perlu berhati-hati soal dampaknya terhadap penyebaran pandemi. Terutama kalau yang datang berasal dari daerah-daerah yang tingkat pandemi masih tinggi, atau justru terjangkit dalam perjalanan ke Bali," ungkap Faisal.

Luhut sendiri mengusulkan progran Work From Bali demi membantu mengoptimalkan pemulihan pariwisata di Bali. Utamanya untuk mendorong keterisian hotel di Bali.

Pihak Luhut pun sudah melakukan penandatanganan perjanjian dukungan penyediaan akomodasi pada kawasan The Nusa Dua Bali, Selasa (18/5/2021) kemarin.

Setidaknya akan ada 16 hotel yang berada dalam kawasan The Nusa Dua yang dikelola Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) akan melakukan kerjasama dalam penyediaan akomodasi dan fasilitas hotel dengan Kemenko Marves.


Hide Ads