Lagi-lagi Neraca Dagang RI Keok Sama China, tapi Menang Lawan AS

Lagi-lagi Neraca Dagang RI Keok Sama China, tapi Menang Lawan AS

Hendra Kusuma - detikFinance
Kamis, 20 Mei 2021 13:43 WIB
Neraca perdagangan pada Oktober 2017 tercatat surplus US$ 900 juta, dengan raihan ekspor US$ 15,09 miliar dan impor US$ 14,19 miliar.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada bulan April 2021 masih tetap sama seperti bulan-bulan sebelumnya, yaitu keok atau defisit dengan China dan menang alias surplus dengan Amerika Serikat (AS).

Pada April 2021, neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus US$ 2,19 miliar secara bulanan. Hal itu dikarenakan nilai ekspor lebih tinggi dibandingkan impor yang nilainya masing-masing US$ 18,48 miliar dan US$ 16,29 miliar.

Jika dilihat neraca perdagangan antar negara, Kepala BPS Suhariyanto mengatakan Indonesia masih surplus dengan AS dan beberapa negara lainnya seperti Filipina, India.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Berdasarkan beberapa negara, kita alami surplus dengan AS, pada april 2021 sebesar US$ 1,2 miliar," kata Suhariyanto dalam video conference, Kamis (20/5/2021).

Sementara dengan Filipina, dikatakan Suhariyanto surplus sebesar US$ 554,1 juta yang dikarenakan nilai ekspornya US$ 650,1 juta dan impornya US$ 96,0 juta.

ADVERTISEMENT

Sedangkan dengan India, dia mengatakan surplusnya tercatat sebesar US$ 439,9 juta. Sebab, nilai ekspornya masih lebih besar yaitu US$ 1,1 miliar dan impornya US$ 679,6 juta.

Meski menang dengan beberapa negara tersebut, Dia mengatakan neraca perdagangan masih tetap defisit dengan China dan beberapa negara lainnya seperti Australia dan Thailand.

"Sementara dengan beberapa negara yang kita alami defisit, misalnya dengan Tiongkok sebesar US$ 652,1 juta, dengan Australia US$ 418,3 juta, dan Thailand US$ 248,1 juta," katanya.

Namun demikian, jika dilihat secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia berhasil surplus US$ 7,72 miliar selama Januari-April 2021. Angka ini dikarenakan total nilai ekspor US$ 67,38 miliar dan impor US$ 59,67 miliar.

"Surplus yang besar ini menggembirakan dibandingkan tahun sebelumnya hanya US$ 2,22 miliar, di 2019 defisit US$ 2,28 miliar pada periode yang sama, 2018 defisit US$ 1,41 miliar, dan 2017 juga sama surplusnya hanya US$ 5,43 miliar," ungkapnya.

(hek/ara)

Hide Ads