Gagasan Work From Bali (WFB) diutarakan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Kebijakan ini dinilai mampu mendorong pemulihan pariwisata dan ekonomi di Bali.
Menurut Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Marves Odo R.M. Manuhutu, Bali yang selama ini ekonominya ditopang oleh sektor pariwisata sedang membutuhkan pertolongan.
Dia menjelaskan banyak hotel-hotel yang beroperasi dengan kapasitas sangat minim. Kontraksi ekonomi secara makro di Bali juga cukup dalam hingga minus 9,3%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita lihat bahwa terjadi kontraksi yang cukup dalam di Bali 9,3% (2020), triwulan pertama juga masih terkontraksi. Artinya terjadi penurunan aktivitas ekonomi, betapa banyak hotel-hotel yang beroperasi dengan minimum capacity, 10%," katanya dalam konferensi pers virtual, kemarin Sabtu (22/5/2021).
Lalu seberapa efektif kebijakan ini mendorong pemulihan ekonomi Bali? Odo menjelaskan program Work From Bali dilakukan guna mendorong penciptaan permintaan pada hotel-hotel di Bali. Permintaan alias demand pada hotel di Bali menjadi tulang punggung pemulihan pariwisata, di Bali menurutnya ada 140.000 kamar hotel yang bisa diisi kembali.
"Kegiatan pemerintah yang dilakukan dalam konteks Work From Bali adalah untuk menciptakan demand, dan demand ini penting karena tulang punggung dari pariwisata adalah akomodasi, dan akomodasi di Bali adalah terdapat 140.000 kamar,"
Menurutnya apabila hotel-hotel ini tak terisi akan banyak tenaga kerja di Bali yang terpaksa dirumahkan hingga 10-14 bulan.
"Bayangkan kalau 140.000 kamar hanya terisi less ten percent, artinya banyak teman-teman tenaga kerja yang ada di Bali yang tidak bekerja selama 10, 12, 14 bulan," kata Odo.
Simak Video: Luhut Bikin Program Work From Bali, Ekonom: Harusnya Percepat Vaksinasi