Ada 97.000 data aparatur sipil negara (ASN/PNS) sempat misterius pada 2014. Pemerintah tetap mengeluarkan biaya untuk gaji dan iuran pensiun, namun orang itu tidak ada.
Plt Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Hukum, dan Kerja sama BKN Paryono mengatakan hal itu terjadi karena PNS tersebut tidak ikut dalam Pendataan Ulang PNS (PUPNS). Mereka yang tidak ikut PUPNS itu lah yang menimbulkan data misterius tersebut.
"Mereka alasannya tidak ikut PUPNS ada beberapa hal, seperti akses informasi, sedang tugas belajar, sakit dan lain-lain," tuturnya kepada detikcom, dikutip Rabu (26/5/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Paryono pun menegaskan hal itu bukan berarti ada PNS 'hantu' atau hanya mencantumkan nama dan menerima gaji tapi tidak bekerja. Mereka awalnya sebagai PNS, namun ada yang sudah berstatus mutasi, meninggal, berhenti dan sejenisnya yang tidak dilaporkan oleh instansi kepada BKN sehingga masih terdaftar sebagai PNS dan terima gaji.
"Jadi tidak secara harfiah PNS itu tidak ada orangnya, sebenarnya ada," tuturnya.
Sehingga anggaran yang diberikan pemerintah untuk menggaji PNS, lari ke PNS tersebut yang sebenarnya sudah tidak berstatus sebagai pegawai abdi negara.
Meski begitu, pihaknya mengaku akan menelusuri lebih lanjut terkait PNS misterius ini. Dia meminta masing-masing instansi untuk mengeceknya dan segera menyampaikannya kepada BKN.
"Kemarin kami sudah koordinasi di pengelolaan data bahwa PNS yang tidak terdata ini sudah disampaikan ke instansi dan harus ditelusuri oleh instansi. Apakah PNS ini sebenarnya masih aktif atau tidak, atau PNS ini sebenarnya sudah misalnya berhenti, atau sudah meninggal, atau kenapa sehingga datanya ini kok masih terdata di BKN walaupun posisinya freeze tidak bisa berkembang," jelasnya.
Paryono meyakini keberadaan PNS misterius itu tidak di semua instansi. Jika masih ada yang berkeliaran, kemungkinan jumlahnya sangat sedikit.
"Kita dorong instansi untuk menelusuri orang-orang tersebut. Saya kira tidak semua instansi itu ada karena jumlahnya sekarang semakin sedikit, orang sudah pada mengaktifkan data, yang kemarin 97.000 itu berkurang banyak," imbuhnya.