Sektor ritel Inggris diprediksi akan mengalami penutupan massal jika kebijakan pemerintah tentang moratorium atau penundaan pembayaran uang sewa diberhentikan. Kebijakan itu akan berakhir besok, yakni 1 Juli 2021.
Mengutip dari Reuters, Senin (31/5/2021) Kepala Eksekutif organisasi yang mewakili ritel Inggris, Konsorsium Ritel Inggris (BRC) Helen Dickinson mengatakan ribuan ritel Inggris terancam tutup jika pemerintah tidak melanjutkan moratorium.
Dickinson meminta pemerintah Inggris untuk mengizinkan tunggakan sewa selama pandemi dan moratorium pembayaran utang diperpanjang hingga akhir tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 6 Aksi Buruh saat Boikot Indomaret |
BRC mengungkap ritel-ritel Inggris yang terancam tutup karena telah tutup toko selama 15 bulan terakhir akibat lockdown pandemi COVID-19. Penutupan itu menyebabkan pengusaha memiliki utang sewa sebanyak 2,9 miliar poundsterling setara Rp 58 triliun (kurs Rp 20.200).
Survei BRC juga mengatakan dua pertiga pengecer Inggris telah diberitahu oleh tuan tanah bahwa mereka akan dikenakan tindakan hukum untuk membayar uang sewa yang belum dibayar mulai 1 Juli. Selain itu, 80% penyewa mengatakan beberapa tuan tanah telah memberi mereka waktu kurang dari setahun untuk membayar kembali tunggakan sewa.
"Tanpa tindakan, pusat-pusat kota kita, jalan-jalan raya kita, dan pusat-pusat perbelanjaan kita yang menanggung akibatnya, menahan pemulihan ekonomi yang lebih luas," lanjut Dickinson.
Simak juga video 'Ritel Berguguran, 6 Gerai Giant Dikabarkan akan Tutup':