.webp)
Sementara usulan tambahan untuk program pendukung yang mencapak Rp 1,61 triliun ini tersebar di beberapa unit eselon I Kementerian Perindustrian. Mulai dari Sekjen Rp 183 miliar, Itjen sebesar Rp 10,8 miliar, Ditjen IKFT sebesar Rp 52 miliar, Ditjen ILMATE sebesar Rp 58,7 miliar, Ditjen IKMA sebesar Rp 84,4 miliar.
Lalu ada juga tambahan anggaran untuk program pendukung di BSKJI sebesar Rp 529 miliar, Ditjen KPAII sebesar Rp 37 miliar, dan BPSDMI sebesar Rp 661 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehingga total usulan inisiatif super prioritas plus program pendukung adalah sebesar Rp 3,00 triliun," katanya.
Adapun, dikatakan Agus, usulan tambahan anggaran Kementerian Perindustrian sebesar Rp 3 triliun pada tahun 2022 ini akan meningkatkan kontribusi industri manufaktur menjadi 20% terhadap produk domestik bruto (PDB).
"Kami sudah menghitung, hanya dengan tambahan anggaran yang baru saja kami usulkan yang 11 program prioritas, dan program pendukung, kalau itu disepakati Banggar dan Kemenkeu, kami sudah coret-coret sekitar 2023 kontribusi industri manufaktur yang sekarang sudah 18,9%, kami yakini bisa sampai titik 20% kontribusi manufaktur bagi PDB nasional," ungkapnya.
(hek/ara)
