Pemerintah berencana mengintegrasikan tiga BUMN, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) ke dalam holding ultra mikro.
Saat ini, integrasi ekosistem ultra mikro tersebut sedang dalam proses persiapan, termasuk terkait Peraturan Pemerintah (PP). Kementerian BUMN pun memastikan proses pembentukan holding ultra mikro pada tahun ini berjalan lancar.
"Alhamdulillah, proses pembentukan holding ultra mikro sejauh ini sudah sangat baik. Ini hanya menunggu tanda tangan PP dari banyak kementerian," kata Menteri BUMN Erick Thohir dalam keterangan tertulis, Kamis (3/6/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melalui holding ini, Erick menegaskan pemerintah akan mendorong suku bunga pembiayaan ultra mikro lebih rendah. Langkah ini bertujuan untuk mempercepat ekspansi pembiayaan holding dan peningkatan kinerja ultra mikro hingga naik kelas.
"Hal utama yang akan kami dorong adalah suku bunga dari PNM ke depannya lebih rendah," sebutnya.
Menurut Erick, saat ini belum terdapat sinergi yang kuat dari berbagai lapisan BUMN dalam mendorong pertumbuhan UMKM. Padahal, UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia sehingga pertumbuhan segmen ini perlu didorong dan dilindungi dari dampak pandemi COVID-19.
Oleh karena itu, pihaknya mengupayakan pembentukan holding ultra mikro sebagai bentuk sinergi dan penegasan fokus bisnis BUMN. Pembentukan holding BUMN untuk sektor ultra mikro pun diperkirakan akan mampu mendorong pembentukan sentra UMKM baru di luar Pulau Jawa.
Sementara itu, pengamat perbankan dari Universitas Bina Nusantara Doddy Ariefianto menyampaikan sentra UMKM nasional saat ini masih berpusat di Pulau Jawa. Padahal, menurut Doddy, sentra UMKM seharusnya dapat berkembang di luar Pulau Jawa.
Selain ada potensi ekonomi di luar Pulau Jawa, upaya ini juga penting untuk mendukung terciptanya pemerataan ekonomi nasional secara lebih baik. Doddy pun menyebut adanya holding ultra mikro akan dapat menghadirkan sentra UMKM baru.
"Saya rasa holding ultra mikro ini adalah rencana yang sangat tepat. Bagi pemerintah ini akan mampu membuat sentra UMKM baru yang mengatasi permasalahan pemerataan ekonomi," kata Doddy.
Terkait hal ini, Doddy meyakini integrasi data dan operasional di dalam holding ultra mikro baik pada BRI, Pegadaian dan PNM akan menjadi lebih baik ke depannya. Ia juga menilai holding ini akan mampu menyentuh pelaku ultra mikro yang masih belum dibiayai oleh perbankan, lantaran profil risiko yang masih dipersepsikan tinggi.
Menurut Doddy, PNM sebagai ujung tombak akan dapat lebih fokus mencari banyak pelaku ultra mikro baru tanpa perlu khawatir terhadap kecukupan likuiditas dan modalnya.
Pemberdayaan tersebut, kata Doddy, akan lebih berkualitas sehingga dapat menghasilkan pelaku ultra mikro baru yang sehat dan potensial. Doddy pun menyebut jika proses pertama mampu dijalani maka BRI dan Pegadaian dapat menjadi pihak yang membiayai ekspansi selanjutnya.
Bahkan, Doddy mengungkapkan bahwa BRI akan dapat membentuk link pelaku mikro baru tersebut dengan supplier korporasi. Dengan demikian, tercipta skala ekonomi yang lebih besar.
"Jadi yang memang skema seperti ini yang diperlukan. Bagaimana pun bank swasta atau pelaku jasa keuangan swasta tidak akan mampu melakukannya. Ini hanya bisa dilakukan negara khususnya melalui holding. Ini bisa mengurangi ketimpangan," tegas Doddy.
Ia pun menambahkan skema tersebut tetap akan sehat bagi holding karena modal dan likuiditas secara konsolidasi yang masih kuat.
"Terlebih sinergi operasional dan dana akan menciptakan efisiensi yang lebih kuat yang mampu menjaga keberlangsungan holding ini," pungkasnya.
(mul/hns)