Surabaya/Lamongan -
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak bertemu dengan Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga di Surabaya. Emil menawarkan dua solusi kongkret dalam mengimplementasikan pemanfaatan Sistem Resi Gudang (SRG) di Jatim agar bisa berjalan lebih optimal.
"Pertama, memanfaatkan potensi Puspa Agro sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk bisa membantu gudang-gudang yang belum optimal. Kedua, bersinergi dengan pengelola resi gudang yang sudah menjalankan SRG secara optimal," ujar Emil di Surabaya, Kamis (10/6/2021).
Emil menjelaskan, dua solusi tersebut merupakan implementasi pemanfaatan SRG di Jatim agar bisa berjalan lebih optimal lagi. Pengelola-pengelola SRG, lanjut Emil, juga telah bertemu Wamendag, guna mengoptimalkan SRG di Jatim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Artinya, para pengelola diajak urun rembug untuk melihat apakah komoditas serta lokasinya bisa dimanfaatkan atau tidak untuk SRG. Nantinya, kedua solusi ini akan kami perdalam kembali agar SRG di Jatim berjalan optimal," jelasnya.
Berdasar hasil evaluasi Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan, saat ini lebih banyak SRG yang tidak beroperasi secara optimal dari pada yang beroperasi optimal. Hal itu yang menyebabkan kurangnya implementasi pemanfaatan SRG.
Oleh karena itu Emil akan mengevaluasi hal tersebut. Sebab, tujuan dibangunnya SRG untuk menyejahterakan petani. "Skema resi gudang punya potensi dan solusi bagi petani, utamanya saat harga tidak bersahabat," imbuh Mantan Bupati Trenggalek tersebut.
Sementara berdasarkan data Bappebti, saat ini Kemendag telah membangun 123 gudang SRG yang tersebar di 105 kota/kabupaten di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 23 gudang berada di Jatim dan tersebar di 17 kabupaten. Dari 23 gudang itu, ada 15 gudang telah beroperasi dengan menerbitkan sebanyak 364 resi gudang senilai Rp 96,61 miliar dan telah mendapatkan pembiayaan dari bank atau lembaga non bank senilai Rp 56 miliar.
Wamendag menambahkan ada beberapa faktor kurangnya optimalisasi SRG di Jatim. Tantangan tersebut meliputi, pengelolaan, manajemen, kondisi gudang dan hal yang menjadi atensi lainnya seperti sosialisasi dari pemerintah pusat maupun daerah kepada para petani terkait SRG.
"Karena mungkin masih ada masyarakat yang belum mengetahui konsep SRG ini. Bahkan mungkin ada yang sudah tahu tapi belum bisa memaksimalkan hal tersebut," tuturnya.
Langsung klik halaman berikutnya, masih ada informasi seputar SRG.
Tonton juga Video: Ngaku Tak Berniat Blusukan, Mensos Risma Siap Disumpah Al-Quran
[Gambas:Video 20detik]
Menurut Jerry, SRG adalah sebuah konsep yang mana izinnya dikeluarkan Kementerian Perdagangan (Kemendag). Gudang-gudang di daerah yang dibangun Kemendag dimaksudkan agar para petani dapat menyimpan komoditas mereka. Dengan begitu, petani tidak menjual komoditinya ketika harga sedang turun (tunda jual). Jika harga turun, otomatis petani mengalami kerugian. Kalau petani rugi sebagian masyarakat turut merasakan dampaknya.
"Petani salah satu ujung tombak untuk meningkatkan aktivitas perdagangan khususnya komoditas. Oleh karena itu, kita hadir memberikan solusi dengan cara menyimpan komoditi para petani di gudang," ucapnya.
Selain tunda jual, kata Jerrry, manfaat lain dari SRG bisa dijadikan sebagai alat pinjaman. Para petani yang menyimpan komoditinya di gudang mendapat uang pinjaman dari bank. "Itu salah satu bentuk solusi yang saya pikir bisa dioptimalkan tentunya dengan sinergi Pemprov Jatim yang selama ini mendukung kita," pungkasnya.
Sesuai Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) nomor 33 tahun 2020, setidaknya, ada 20 komoditas yang bisa di SRG kan. Yakni beras, kopi, teh, gula, gabah, garam, gambir, kakao, timah, lada, bawang merah, rumput laut, pala, kedelai, gula kristal, rotan, jagung, kopra, ikan dan ayam beku karkas. Beberapa komoditas ini bisa disimpan dengan jangka waktu 3-6 bulan.
Sementara itu saat mengunjungi Lamongan, Jerry menjelaskan dari total 23 gudang SRG yang dibangun oleh Kemendag di Provinsi Jawa Timur dan tersebar di 17 Kabupaten, satu diantaranya di Lamongan. Menurut Wamenag, kehadirannya ke Lamongan selain mengobservasi gudang secara langsung juga memastikan pengoptimalan kemanfaatan SRG bagi masyarakat.
"Kehadiran saya ke mari tentunya untuk mengobservasi secara langsung, gudang jalan atau tidak. Problemnya saat ini adalah tidak optimalnya SRG sehingga petani tidak mendapat kemanfaatannya, begitu juga kontribusi pemerintah dan pelaku usaha sangat penting. Untuk itu saya bersama rombongan meninjau secara langsung khususnya gudang yang ada di Lamongan. Karena kita tahu, Lamongan menjadi salah satu produsen beras terbesar di Indonesia," tutur Wamendag Jerry yang saat berada di Lamongan disambut secara langsung oleh Bupati Lamongan Yuhronur Efendi bersama Wabup Abdul Rouf di Ruang Pertemuan Bina Praja Pemkab Lamongan, Kamis (10/6/2021).
Langsung klik halaman berikutnya
Lebih Lanjut, Jerry mengungkapkan, pihaknya telah membangun skema pengoptimalan SRG. Harapannya, kedepannya SRG dapat difungsikan dengan baik, khususnya saat harga gabah naik, petani dapat menjualnya. Selain meninjau SRG yang berada di Desa Bakalanpule, Kecamatan Tikung, Wamendag juga berkesempatan blusukan ke salah satu pasar di Lamongan, yaitu Pasar Sidoharjo Lamongan untuk memantau harga-harga sejumlah kebutuhan pokok yang ada di Lamongan secara langsung ke pedagang.
Dari pedagang, Wamendag mengetahui jika harga sejumlah komoditas di Lamongan masih stabil. Bahkan, Wamendag juga berkesempatan berbelanja sejumlah kebutuhan pokok di pasar terbesar di Lamongan ini seperti daging, lombok dan juga beras.
Upaya optimalisasi dan pengembangan SRG oleh Wamendag ini juga mendapat dukungan wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardag. Emil yang turut mendampingi saat peninjauan bersama Wamendag turut mendukung upaya pengembangan SRG yang dinilai mampu menjadi pendorong perekonomian bagi masyarakat.
"Ini merupakan salah satu gudang yang sudah disediakan oleh Menteri Perdagangan. Fungsi pengelola disini, selain menjaga tentu dapat menjembatani akses pemasaran dan pembiayaan. Untuk itu kehadiran Wamendag dan atensi Wamendag kesini mudah-mudahan dapat memberikan kita semangat dan gudang yang belum optimal dapat dioptimalkan," ungkap Emil.
Sementara, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi saat menerima Wamendag di ruang kerjanya mengungkapkan, berbagai upaya pengoptimalan fungsi SRG terus dilakukan selain dengan dengan berbagai pihak untuk menjadi pengelola juga telah berkoordinasi dengan BAPPETI Kemendagri.