Menteri Perdagangan M Lutfi memaparkan potensi besar ekonomi digital di Indonesia. Hal ini diungkapkannya usai melakukan rapat terbatas mengenai ekonomi digital di Istana Presiden.
Lutfi memaparkan nilai transaksi ekonomi digital akan tumbuh menjadi Rp 4.531 T pada 2030 dengan dominasi dari sektor e-commerce. Saat ini sendiri menurutnya ekonomi digital di Indonesia telah menghasilkan sebanyak 4% dari total GDP atau sekitar Rp 632 triliun.
"Pertumbuhan ekonomi digital akan tumbuh 8 kali lipat dari Rp 632 triliun jadi Rp 4.531 triliun," ungkap Lutfi dalam konferensi pers virtual, Kamis (10/6/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebutkan beberapa hal mesti diperbaiki untuk menunjang pertumbuhan ekonomi digital. Yang pertama adalah infrastruktur digital dan komunikas, kedua adalah aturan perlindungan konsumen, ketiga adalah sumber daya manusia yang memiliki keterampilan khusus di bidang teknologi.
"Innovation ecosystem juga penting untuk menghidupkan digital economy," lanjut Lutfi.
Lalu sektor apa saja yang akan menunjang pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia?
Lutfi memaparkan sektor e-commerce menjadi ujung tombak perekonomian digital dengan kontribusi mencapai 34% atau nilainya mencapai RP 1.900 triliun di tahun 2030. Kerja sama bisnis to bisnis di bidang teknologi juga akan berpotensi menghasilkan Rp 763 triliun atau mencapai 13% dari total ekonomi digital.
Layanan kesehatan secara online juga dinilai akan tumbuh 8% atau mencapai Rp 471,6 triliun. Kemudian ada juga online travel agent (OTA) yang berpotensi tumbuh dengan nilai Rp 575 triliun. Begitu pula, bisnis media online hingga fintek.
"Sektor ride hailing, seperti Gojek dan Grab, potensinya Rp 401 triliun di 2030," kata Lutfi.
Lutfi juga mengatakan ekonomi digital juga akan berperan menekan biaya logistik dan membuatnya makin murah. Targetnya, biaya logistik akan menurun dari 23% menjadi 17%.
Di sisi lain, Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki memaparkan hingga bulan Mei saja menurut data Asosiasi E-Commerce Indonesia (IDEA) sudah ada sebanyak 13,7 juta pelaku UKM telah terdaftar di platform digital hingga Mei 2021.
"Tahun 2024 kita targetkan 30 juta. Ada waktu tiga tahun, ini harus ada strategi proaktif. Kami akan jemput bola untuk pendampingan kurasi produk sampai sampai ke pembiayaan supaya mereka bisa on boarding di e-commerce," ujar Teten.
Teten juga mengatakan saat ini pemerintah akan membentuk sebuah manajemen profesional untuk mengurusi proses digitalisasi para UMKM.
"Tadi pun disepakati akan dibentuk PMO, sebuah manajemen profesional yang akan mengkoordinasi proses digitalisasi ini," ungkap Teten.
(hal/dna)