McDonald's saat ini sudah menjadi raksasa restoran cepat saji di dunia. Burger, kentang goreng dan cola menjadi menu andalan restoran berlogo huruf M tersebut.
Tapi siapa sangka ada kisah miris nan tragis di balik berdirinya restoran yang berkolaborasi dengan boy band asal Korea Selatan, BTS.
Begini ceritanya, dua bersaudara Dick dan Mac McDonald baru saja bangkrut dari usahanya di bidang film. Kemudian mereka memiliki ide untuk membuat sebuah restoran yang berbeda dengan konsep restoran lainnya pada tahun 1940an.
Diceritakan dalam film The Founder yang ditayangkan pada 2016 Dick dan Mac merancang bagaimana menciptakan alur pembuatan makanan dengan cepat dan efisien. Sehingga pembeli tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkannya.
Mereka menggambarkan konsep di sebuah lapangan tenis dengan menggunakan kapur berwarna untuk menggambar dapur produksi makanan McDonald's.
Akhirnya mereka menemukan konsep makanan yang bisa diproduksi dengan cepat, hanya 30 detik burger sudah bisa diberikan kepada pembeli. Awal pembukaan, keduanya sempat kebingungan dalam menjalankan usahanya namun restoran berkembang dalam waktu yang sangat cepat.
Orang berbondong-bondong mendatangi gerai McDonald's pertama di California. Mereka ingin merasakan sensasi memesan makanan seharga 15 sen dan mendapatkannya dalam waktu cepat.
Tanpa piring stainless, mereka memakan burger dari kertas dan minuman dari gelas berbahan kertas. Selesai makan, mereka langsung bisa membuangnya ke tong sampah.
Pada 1954 gerai pertama berkonsep Speedee itu makin ramai, membuat Dick dan Mac membutuhkan mesin pembuat milkshake dalam jumlah yang banyak. Mereka memesan ke sebuah perusahaan penyedia mesin pembuat milkshake.
Datanglah Ray Kroc yang merupakan pendiri sekaligus sales mesin-mesin tersebut. Dia sangat heran, ada restoran yang berani memesan 8 unit mesin milkshake.
Saat menginjakkan kaki di depan outlet McDonald's pertama, Ray terkagum-kagum melihat antrean orang-orang di restoran tersebut. Dia bahkan kebingungan ketika memesan dan pesanannya sangat cepat ia terima.
Ketika bertemu dengan Dick dan Mac. Ray masih terheran-heran dengan konsep restoran tersebut. Dick dan Mac menceritakan seluk beluk restorannya hingga membuat Ray kepikiran. Dia menyampaikan ada konsep baru kepada istrinya Ethel.
Keesokan harinya, Ray datang lagi. Dia menawarkan konsep waralaba kepada Dick dan Mac. Terjadi tarik ulur antara kedua belah pihak. Namun akhirnya Dick dan Mac luluh, mereka berupaya melegalkan perjanjian tersebut dengan kontrak hitam di atas putih.
Kisahnya berlanjut di halaman berikutnya.