Jakarta -
Mendekati momen Idul Adha, bisnis hewan ternak untuk keperluan kurban menjanjikan untuk dijalankan. Bahkan, di tengah pandemi, bisnis ini tetap menghasilkan dan bagaikan tidak ada matinya.
Zabidi, pengusaha hewan ternak asal Depok, mengatakan sejak tahun lalu pandemi mendera Indonesia, permintaan hewan ternak untuk kurban tak pernah berkurang.
Dia menjelaskan tahun lalu, di saat hari raya Idul Adha berjalan di tengah pandemi untuk pertama kalinya dia berhasil meraup keuntungan hingga Rp 12 miliar. Setidaknya ada 700-an sapi yang dia jual tahun lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tahun lalu total Rp 12 miliar, sapi aja 700-an itu kayaknya laku. Tahun ini harapannya begitu lagi. Stabil aja permintaan kita kok, cuma sekarang mungkin mereka mintanya timbangannya aja yang kecil, belinya yang kecil-kecil," ungkap Zabidi saat berbincang bersama detikcom, Minggu (20/6/2021).
Tapi tahun ini dia juga memiliki sedikit kekhawatiran. Hal itu adalah daya beli masyarakat yang menurun. Di tahun lalu, dia mengatakan mungkin banyak orang melakukan kurban dari hasil tabungannya sebelum pandemi. Namun, tahun ini setelah setahun pandemi berjalan, bisa saja orang-orang mulai kesulitan menabung.
"Memang optimis bisa kayak tahun lalu, cuma kita rada ngerem juga sih di tahun ini. Kita kan meraba juga kondisi ekonomi begini, kalau tahun kemarin mungkin masih ada uang tabungan sebelum pandemi atau ada yang tiba-tiba dapat pesangon masih banyak duit," papar Zabidi.
"Sekarang pandemi udah setahun makin panjang mungkin berbeda dan berkurang kan kemampuannya," sambungnya.
Zabidi menyatakan bisnis hewan ternak memang tak mudah, bisnis ini akan sangat menyita konsentrasi pengusahanya. Pasalnya, bisnis ini dijalankan dengan menjual makhluk hidup. Modal paling utama yang harus dimiliki pengusaha yang mau terjun bisnis hewan ternak adalah minat dan hobi mengurus hewan.
"Intinya kalau jualan sapi dan kambing dasarnya harus senang dan hobi. Ini kan hewan perlu perawatan dan konsentrasi tinggi, ini ada juga risiko banyak, kematian ada juga sakit. Kalau diiringi hobi ini jadi berkembang," ungkap Zabidi.
Bila bicara uang, berapa sih modal yang harus disiapkan bisnis hewan ternak untuk kurban?
Menurut Zabidi, lebih baik di awal usaha mengkhususkan diri pada satu jenis ternak. Misalnya memulai bisnis jual ternak kambing.
Modalnya, memang cukup besar, namun hal ini memang dibutuhkan, karena urusan operasional bisnis jual ternak memang banyak. Totalnya untuk memulai bisnis jual ternak kambing minimal perlu Rp 200 juta, dengan jumlah kambing di awal usaha 100 ekor.
Bila jumlah kambingnya lebih sedikit jelas modal akan lebih kecil, hanya saja demi keberlangsungan usaha Zabidi menyarankan 100 kambing secara langsung.
"Kalau jualan sapi dan kambing modalnya kalau terlalu sedikit dan mepet itu bakal habis buat operasional. Buat tenaga kerja, sewa tempat. Kambing itu di angka 200 juta bisa dapat 100 ekor bisa berjalan, ketutup lah," papar Zabidi.
Nah yang penting juga untuk memulai bisnis ternak adalah memiliki tempat, bisa menyewa ataupun memiliki sendiri. Memiliki tanah sendiri menjadi nilai plus untuk memulai usaha ternak ini.
"Piara hewan di kota juga ini juga kan masalahnya tempat. Kalau bisa udah punya siapin tempat yang bagus dan luas juga. Nilai plus kalau sudah punya kandang di tanah sendiri," ungkap Zabidi.
Selanjutnya bila ingin merambah ternak yang lebih besar, misalnya sapi, modal yang dibutuhkan adalah Rp 750 juta. Modal segitu besar sudah bisa mendapatkan 50 ekor sapi.
"Sapi itu kalau mau 50 ekor, bisa sekitar Rp 750 juta itu udah cukup lah," kata Zabidi.
Bagi yang mau memulai usaha dengan modal lebih kecil, Zabidi juga menawarkan kerja sama reseller dengan usahanya. Pengusaha hanya perlu memiliki satu kandang milik sendiri. Dia mengatakan pihaknya akan menjamin fasilitas perawatan dan kesehatan ternak yang dijual reseller-nya.
"Kami akan fasilitasi masalah kesehatannya, kalau ada sakit atau apa kita tanggung juga untuk potong, kalau masih layak jual dijual ke pasar," ungkap Zabidi.
Sistemnya, reseller bisa mendapatkan harga ternak lebih murah, maksudnya bisa mengambil ternak di tempat Zabidi untuk dijual dengan membayar uang muka saja sebesar 50%. Setelah ternak terjual reseller melunasi ternak yang dibeli ke Zabidi.
Kemudian untuk margin usaha pada tiap penjualan ternak tinggal disesuaikan saja antara reseller dengan konsumen akhir.
"Biasanya kalau mau reseller yang penting ada kandang aja. Masalah harga tinggal komit sama kita aja. Masalah margin tinggal kesepakatan aja mereka sama konsumen. Biasanya kalau udah punya kandang dan kenal sama saya DP-nya bisa 50%, nanti kalau terjual baru dilunasi," papar Zabidi.
Bagi yang berminat untuk menjadi reseller bisa mendatangi langsung kandang milik Zabidi di daerah Pancoran Mas, Depok. Tepatnya di Gang Jagal Kupu, Jalan Caringin.