Kalau RI Jadi Lockdown, Resesi Makin Lama Dong?

Kalau RI Jadi Lockdown, Resesi Makin Lama Dong?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 21 Jun 2021 11:43 WIB
Pemulihan ekonomi nasional di tahun 2021 masih memiliki tantangan besar. COVID-19 masih menjadi faktor ketidakpastian alias hantu pemulihan ekonomi.
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

Wacana Jakarta lockdown ramai diperbincangkan. Bila lockdown benar-benar dilakukan, ekonomi Indonesia bisa ikut terpengaruh.

Sudah empat kuartal berturut-turut ekonomi Indonesia minus. Hingga kini jerat resesi ekonomi masih belum bisa dilepaskan. Resesi terjadi apabila selama dua kuartal berturut-turut pertumbuhan ekonomi suatu negara mengalami kontraksi.

Menurut Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal bila lockdown diberlakukan Indonesia tetap akan mengalami resesi. Memang dia memprediksi ekonomi kuartal II hingga bulan ini kemungkinan akan di rentang positif, melihat perkembangan konsumsi yang memang terjadi sejak awal tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, bila lockdown dilakukan sekarang, kemungkinan ekonomi kuartal III, tepatnya di bulan Juli-September yang akan terdampak dan kembali berada di zona negatif pertumbuhannya.

"Kalau kita asumsikan lockdown dilakukan meluas selama satu kuartal, misalnya di kuartal III, dari Juli sampai September. Maka ada kemungkinan pertumbuhan ekonomi di kuartal III akan kembali negatif," ungkap Faisal kepada detikcom, Senin (21/6/2021).

ADVERTISEMENT

Hanya saja, apabila pemberlakuan lockdown di kuartal III ternyata efektif dan bisa menekan laju kasus penularan COVID-19, di kuartal IV Indonesia akan tumbuh positif ekonominya.

"Tapi andaikan kemudian sebagai hasil dari lockdown pertambahan kasus penularan COVID bisa ditekan. Artinya kebijakan lockdown selama kuartal III efektif. Bisa jadi di kuartal IV sudah bisa kembali positif lagi," papar Faisal.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira juga sependapat. Dia menyebutkan memang kondisi ekonomi kuartal III akan kembali menyentuh zona minus bila lockdown diberlakukan.

Lockdown bisa tekan penularan dan bikin ekonomi positif di kuartal berikutnya. Cek di halaman selanjutnya.

Namun dia yakin, bila lockdown mampu menekan angka penularan COVID-19 dan ekonomi kembali bergairah dan berada di zona positif kuartal berikutnya.

"Ekonomi mungkin akan alami kontraksi di kuartal ke III, tapi itu temporer, setelahnya ekonomi tumbuh lebih solid," ungkap Bhima.

Bhima mencontohkan apa yang terjadi di China. Di negeri tirai bambu, saat lockdown dilakukan awal tahun lalu, ekonomi China di kuartal I-2020 anjlok dan minus 6,8%.

Namun, kuartal berikutnya ekonominya melesat dan tumbuh positif ke 3,2%. Pertumbuhan itu terus berlanjut, hingga terakhir kuartal I 2021 ekonomi China tumbuh menakjubkan sebesar 18,3%.

"Kita tidak boleh ragu menyelamatkan kesehatan sebagai prioritas karena yang diuntungkan adalah ekonomi juga," kata Bhima.

Sebagai informasi, Indonesia resmi mengalami resesi ekonomi setelah tahun lalu mengalami minus pada dua kuartal berturut-turut. Tepatnya, pada kuartal II minus 5,32% dan kuartal III minus 3,49%.

Di kuartal IV resesi masih terus terjadi, ekonomi Indonesia minus 2,19%. Beranjak ke 2021, di kuartal I tahun ini ekonomi masih juga minus 0,74%.


Hide Ads