Direktur Utama BRI Sunarso bersama Menteri BUMN Erick Thohir mengunjungi para pelaku UMKM di Lampung, Minggu (20/06). Kunjungan tersebut merupakan upaya BRI dalam memperkuat ekonomi mikro di Tanah Air.
Di kesempatan tersebut, Sunarso juga turut menyerap aspirasi pelaku UMKM, salah satunya kelompok usaha klaster tiwul, Desa Sukajawa, Bumi Ratu Nuban, Lampung Tengah. Selain itu, dirinya juga memberikan dukungan kepada para perajin tiwul untuk terus tumbuh dan mendorong pemulihan ekonomi nasional agar dapat bangkit di masa pandemi.
"Perajin makanan tiwul Kenanga binaan BRI ini memiliki daya tahan yang luar biasa, karena dengan situasi menantang seperti saat ini masih dapat terus berproduksi dan memasarkan produknya di sejumlah kota di Indonesia, baik melalui pengusaha yang bertindak sebagai off taker maupun marketplace," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (21/6/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagaimana diketahui, tiwul instan merupakan makanan yang terbuat dari singkong yang dikeringkan dan diberi tepung. Salah satu makanan tradisional ini merupakan bahan pangan pokok sebagai pengganti beras. Dahulu, tiwul hanya dikonsumsi oleh kalangan bawah, namun Klaster Tiwul Kenanga mampu mengubahnya menjadi makanan mewah mengandung nutrisi seperti fosfor, karbohidrat, kalsium, vitamin, protein dan lainnya.
Klaster Tiwul Kenanga juga merupakan salah satu kelompok pelaku usaha UMKM yang berhasil mempertahankan bisnis di tengah perubahan. Beranggotakan 20 orang ibu rumah tangga dari Desa Sukajawa, klaster ini berhasil meraup omzet sekitar Rp 25 juta hingga Rp 30 juta per bulan
Saat ini, ada lebih dari 14 swalayan di daerah Lampung Tengah ikut menjadi offtaker yang menjadi penjamin bagi hasil usaha para perajin tiwul. Para perajin juga berhasil 'menyulap' panganan sederhana tersebut ke dalam berbagai varian bentuk dan rasa, di antaranya jipang tiwul, cookies tiwul, dodol tiwul, tiwul instan, tiwul pedas, dan keripik singkong.
Dalam kunjungannya, Sunarso juga mengunjungi Agen Laku Pandai milik BRI, Agen BRILink di Desa Gunung Sugih, Lampung Tengah. Sunarso turut berbincang dengan Khairul Muhklas, seorang Agen BRILink dengan usaha Frozen Food binaan BRI Unit Gunung Sugih, Lampung.
Sunarso mengatakan Agen BRILink saat ini merupakan salah satu ujung tombak BRI untuk mendorong peningkatan inklusi keuangan bagi masyarakat di wilayah remote.
"Melalui lebih dari 458 ribu di seluruh Indonesia, Agen BRILink mampu menjangkau 55 ribu desa untuk menyediakan akses dan layanan perbankan yang lebih dekat dan terjangkau," ungkapnya.
Soal kondisi usaha di wilayahnya, Khairul mengatakan setiap bulan dirinya dapat membukukan transaksi hingga Rp 3,9 miliar dengan rata-rata jumlah transaksi mencapai 3.600 transaksi setiap bulan. Adapun transaksi yang paling banyak dilakukan oleh masyarakat adalah transfer uang dan tarik tunai.
Berkat hal ini, Khairul pun menjadi salah satu Agen BRILink Jawara di Provinsi Lampung. Untuk menjadi salah satu Agen BRILink Jawara, Agen BRILink harus mengumpulkan lebih dari 1.500 transaksi setiap bulannya.
Sunarso mengungkapkan Agen BRILink seperti Khairul adalah para pejuang literasi keuangan yang patut diapresiasi dan didorong, serta mendapat perhatian dari BRI. Pasalnya, selain mencari untung, Agen BRILink juga turut menggerakkan perekonomian lokal di wilayahnya.
Selain menyediakan layanan keuangan di area remote, Agen BRILink juga memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat. Fee yang dinikmati Agen BRILink juga diperkirakan mencapai tiga kali lipat yang didapat BRI.
Melalui jumlah jaringan tersebut, Sunarso optimis Agen BRILink dapat terus tumbuh sekali pun di masa-masa sulit. Terlebih tahun ini transaksi melalui Agen BRILink diproyeksikan akan mencapai Rp 1.000 triliun.
(mul/hns)