Kementerian Keuangan mencatat utang pemerintah pada akhir bulan Mei 2021 sebesar Rp 6.418 triliun. Jumlah naik secara year on year namun turun dari bulan April.
Dalam laporan APBN Kita, dengan jumlah sebesar itu rasio utang pemerintah terhadap PDB rasio sebesar 40,49%.
"Posisi utang Pemerintah per akhir Mei 2021 berada di angka Rp 6.418,15 triliun dengan rasio utang pemerintah terhadap PDB sebesar 40,49%," tulis Kemenkeu dalam laporan APBN Kita Juni 2021, dikutip detikcom Kamis (24/6/2021).
Jumlah utang di bulan Mei turun Rp 109,14 triliun, dalam sebulan terakhir. Sebelumnya, utang pemerintah tembus Rp 6.527,29 triliun pada akhir April 2021.
Namun, bila dibandingkan dengan Mei tahun lalu, jumlah utang pemerintah naik Rp1.159,58 triliun dari Rp 5.258,57 triliun per April 2020.
"Secara nominal, posisi utang Pemerintah Pusat mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, namun menurun dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai Rp6.527,29 triliun," tulis Kemenkeu.
Secara rinci, jumlah utang pemerintah didapatkan paling banyak dari Surat Berharga Negara (SBN). Jumlahnya, mencapai Rp5.580,02 triliun atau 86,94% dari seluruh utang.
SBN terdiri dari surat utang negara dan surat berharga syariah negara. Rincinya, utang SBN dalam negeri Rp4.353,56 triliun dan utang SBN valuta asing (valas) Rp1.226,45 triliun.
Kemudian, utang juga didapatkan dari pinjaman pemerintah dengan jumlah Rp 838,13 triliun atau sekitar 13,06% dari seluruh utang.
Rincinya, pinjaman terbagi atas pinjaman dalam negeri Rp12,32 triliun dan luar negeri Rp825,81 triliun. Pinjaman luar negeri berasal dari bilateral Rp316,83 triliun, multilateral Rp465,52 triliun, dan commercial banks Rp43,46 triliun.
Simak Video "Rela Terlilit Utang Demi Pernikahan Impian"
(hal/zlf)