Lonjakan kasus COVID-19 masih terus terjadi. Bahkan, 20.574 kasus baru COVID-19 dilaporkan terjadi dalam sehari kemarin.
Bila pandemi COVID-19 terus memburuk, peneliti dari Center for Strategic and International Studies (CSIS), Fajar Hirawan, ragu target pertumbuhan ekonomi di angka 5% bisa tercapai.
Pasalnya, bila kasus COVID-19 terus menanjak, pemulihan ekonomi juga akan terganggu. Menurutnya efektivitas pergerakan ekonomi akan berkurang dengan adanya virus yang mengintai masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika masih terus memburuk, ini benar-benar menjadi backfire dan pemulihan ekonomi akan terganggu. Dengan kata lain, lupakan proyeksi 4-5% pertumbuhan ekonomi di tahun 2021," kata Fajar kepada detikcom, Jumat (25/6/2021).
Lebih lanjut, secara riil, bila lonjakan kasus COVID-19 terus terjadi dapat berpengaruh kepada kurangnya pendapatan pekerja harian. Seperti diketahui pekerja informal di Indonesia masih sangat banyak jumlahnya.
Bila kasus melonjak dan pengetatan terus terjadi, maka pendapatan pekerja informal akan menurun. Bahkan, bila pengetatan terus berlanjut ekstrim ke opsi lockdown total, PHK besar-besaran kemungkinan akan terjadi.
"Karena efektivitas ekonomi berkurang, maka salah satunya mengurangi pendapatan pekerja harian. Kalau PHK secara besar-besaran mungkin akan terjadi ketika total lockdown diimplementasikan," ungkap Fajar.
Lanjut halaman berikutnya.
Lihat Video: BPK: Defisit APBN 2020 Melebar Menjadi Rp 947,7 Triliun dari PDB