Pemakaian GeNose sebagai salah satu satu syarat perjalanan menuai pro kontra belakangan ini di tengah meledaknya kasus COVID-19. Ada yang menilai, GeNose memiliki akurasi rendah, sehingga bisa mengeluarkan hasil 'negatif palsu'.
Dalam keterangannya, Juru Bicara GeNose C19, Mohamad Saifudin Hakim menjelaskan, GeNose terbukti dapat membantu masyarakat yang harus melakukan mobilitas. Sehingga tetap dapat memenuhi protokol kesehatan, khususnya saat berada di ruang publik.
Semua pihak termasuk peneliti dan pengembang, distributor, operator, maupun masyarakat pengguna perlu sama-sama dapat memastikan agar tata cara penggunaan alat GeNose C19 sesuai dengan SOP tersebut. Meski demikian, ia menyebut jika kondisi lingkungan belum ideal maka hasil tes bisa menunjukkan positif atau negatif palsu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika GeNose C19 dioperasikan ketika kondisi lingkungannya belum ideal dan syarat belum terpenuhi, maka hasil tes bisa menunjukkan 'low signal' atau memunculkan hasil positif maupun negatif palsu," jelasnya, Jumat (25/6/2021).
SOP GeNose C19 telah disampaikan melalui distributor-distributor dan kepada semua operator secara berkala. Misalnya, salah satu yang perlu diperhatikan adalah lokasi penempatan alat. GeNose C19 harus diletakkan di ruangan yang memiliki saturasi udara satu arah. GeNose C19 juga sudah memiliki fitur analisis lingkungan yang otomatis mengevaluasi saturasi partikel di sekelilingnya. Operator hanya perlu melakukan mode flushing untuk memeriksa udara atau lingkungan di sekitar alat selama 30 hingga 60 menit sebelum menjalankan alat.
Software GeNose C19 akan memberi tanda pada layar monitor laptop bahwa lingkungan sudah mendukung atau belum. Tanda warna hijau dan tulisan GO artinya sudah bisa digunakan, sedangkan warna kuning atau merah dengan tanda seru berarti belum OK atau mendukunguntuk mengoperasikan GeNose C19.
"Jika memaksa GeNose C19 beroperasi ketika kondisi lingkungannya belum OK, maka hasil tes bisa tidak tepat. Sebagai pengembang GeNose C19, tim peneliti juga telah menyiapkan mekanisme pemantauan penggunaan alat, pemutakhiran perangkat kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Secara berkala dan berkelanjutan serta terus disampaikan melalui produsen maupun distributor," tambah Hakim.