Perlukah Genose Dicabut? Anggota DPR Bilang Begini

Perlukah Genose Dicabut? Anggota DPR Bilang Begini

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Minggu, 27 Jun 2021 12:05 WIB
Pemkot Tangerang menggalakan uji tes COVID-19 untuk menekan penyebaran corona. Di Kelurahan Sudimara Barat, Kota Tangerang, tes dilakukan dengan metode Genose C19.
Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Di tengah lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia, penggunaan GeNose sebagai alat tes COVID-19 untuk syarat perjalanan jadi sorotan. Muncul desakan penggunaan alat buatan Universitas Gajah Mada ini dihentikan.

Namun, desakan tersebut ditolak habis oleh anggota DPR Komisi VII Adrian Napitupulu. Dia menilai GeNose merupakan alat tes COVID-19 yang bisa digunakan oleh semua golongan di Indonesia karena harganya yang terjangkau.

"GeNose dengan harga yang terjangkau di bandingkan Antigen menjadi bukti bahwa negara hadir untuk semua rakyat tidak hanya untuk si kaya saja. Menghentikan penggunaan GeNose akan membuat kesehatan hanya menjadi milik orang orang kaya saja yang mampu membayar mahal hanya untuk tes saja," ungkap Adrian dalam keterangannya, Minggu (27/6/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Memang bila dilihat harganya penggunaan GeNose jauh lebih murah. Sebagai perbandingan, harga GeNose yang disediakan PT KAI sebagai syarat perjalanan di stasiun hanya Rp 30 ribu.

Jauh lebih murah dari tes Antigen di stasiun yang mencapai Rp 85 ribu sekali tes. Sementara untuk tes PCR swab, pasarannya di rentang Rp 750 ribu hingga jutaan rupiah.

ADVERTISEMENT

Adrian menyatakan GeNose sebagai alat tes COVID-19 pun sudah mendapatkan izin dari Kementerian Kesehatan. Artinya, keamanan alat ini sudah dijamin negara.

"GeNose diizinkan digunakan kan pasti ada prosesnya, apalagi dari Kemenkes juga sudah kasih izin," kata Adrian.

Alat tes melalui embusan napas ini banyak diminta dicabut dari syarat perjalanan karena tingkat efektifitasnya yang dinilai rendah bisa menimbulkan hasil positif atau negatif palsu.

Adrian justru mempertanyakan pernyataan tersebut. Pasalnya semenjak penggunaan GeNose di bulan Februari tidak ada kenaikan kasus yang signifikan. Artinya penggunaan GeNose tidak bermasalah.

"Jika GeNose menjadi penyebab lonjakan kasus, maka harusnya lonjakan COVID terjadi setidaknya 1 atau 2 bulan setelah digunakan atau sekitar Maret atau April 2021, bukan bulan Juni. Nah faktanya Maret dan April justru kasus COVID Indonesia justru pada titik terendah sepanjang pandemi, landai sekali," papar Adrian.

Sebelumnya, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta agar penggunaan GeNose sebagai syarat perjalanan dihapus. YLKI menilai, GeNose memiliki akurasi yang rendah.

lanjutkan membaca ke halaman berikutnya

Ketua YLKI Tulus Abadi mengatakan, rendahnya akurasi hasil tes GeNose ini mengkhawatirkan karena bisa menghasilkan hasil negatif yang 'palsu'.

"Banyak kasus, akurasinya mengindikasikan rendah. Dikhawatirkan menghasilkan 'negatif palsu'," kata Tulus dalam keterangannya, Rabu (23/6/2021).

Dia mengatakan, faktor harga seharusnya bukan pertimbangan utama. Sebab, hal ini terkait dengan keselamatan dan keamanan seseorang.

Senada, Ahli biologi molekuler Ahmad Utomo juga menyarankan agar pemerintah kembali mengacu pada penggunaan alat test deteksi Corona yang sudah baku dan diakui secara internasional.

"Kembalikan ke tes standar baku, kecuali sudah ada bukti validasi GeNose. Tes GeNose adalah untuk screening bukan untuk diagnosis. Jika dipakai sebagai syarat verifikasi perjalanan maka penggunaan GeNose tidak sesuai fungsinya," kata Ahmad.

Kementerian Perhubungan pun buka suara soal desakan penghapusan GeNose sebagai syarat perjalanan. Kelanjutan nasib GeNose sebagai syarat perjalanan perlu keputusan bersama Satgas Penanganan COVID-19 dan Kementerian/Lembaga terkait. Nasibnya GeNose saat ini sedang dibahas.

"Ini harus dibahas bersama Satgas Penanganan COVID-19 dan Kementerian/Lembaga terkait karena syarat perjalanan dalam negeri ditetapkan dalam Surat Edaran Satgas. (Saat ini) sedang dibahas," kata Jubir Kemenhub Adita Irawati kepada detikcom, Kamis (14/6/2021).



Simak Video "Tempat Pelarian Uang Paling Aman Dikala Perang"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads