COVID-19 Menggila Hantui Munas Kadin Rabu Depan, Lanjut Jangan?

ADVERTISEMENT

COVID-19 Menggila Hantui Munas Kadin Rabu Depan, Lanjut Jangan?

Tim detikcom - detikFinance
Minggu, 27 Jun 2021 16:41 WIB
kadin
Foto: Suasana Deklarasi Damai KADIN Merajut Persatuan Untuk Indonesia Damai, (Vadhia Lidyana/detikFinance)
Jakarta -

Aliansi Masyarakat Peduli Hukum (Ampuh) Sulawesi Tenggara mengingatkan ancaman COVID-19 mengintai Munas Kadin di Kendari yang akan diselenggarakan Rabu 30 Juni 2021 nanti.

Dari informasi yang mereka peroleh, tempat penyelenggaraan munas di Hotel Claro di kawasan Lahundape, ditetapkan sebagai zona merah COVID-19. Itu diketahui berdasarkan digambarkan pada peta grafik keterangan pers Kominfo dan Satgas Covid-19 Kendari, Jumat lalu.

Data Satgas COVID-19 Sultra, kemarin Sabtu mencatat ada 63 kasus baru, 46 orang di antaranya di Kendari sehingga jumlah totalnya mencapai 11.136 orang.

Direktur Ampuh Sulawesi Tenggara Hendro Nilopo, bahkan menyebut Walikota Kendari, Sulkarnaen Kadir positif COVID-19. Namun informasi resminya belum disiarkan.

"Kami sudah kantongi datanya kalau Pak Wali positif COVID. Hanya saja menunggu Satgas COVID memberitahukannya ke publik, karena itu kewenangan mereka," kata dia dikutip Minggu (27/6/2021).

Sementara itu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari terpaksa mempersiapkan skenario darurat untuk menampung pasien COVID-19.

"Kami sudah antisipasi, dengan mempersiapkan ruangan baru untuk menampung 100 pasien covid," kata Direktur RSUD Kendari, Sukirman.

Bahkan, pada Sabtu 26 Juni, Indonesia mencetak rekor tertinggi kasus harian positif COVID-19, menembus 21.095 orang. Dengan demikian total 2.093.962 orang, yang sembuh 1.842.457 orang, dan meninggal 56.729 orang.

Menyikapi semakin tak terbendungnya laju COVID-19 di Indonesia, khususnya di Kendari, Ketua Umum Kadin Nusa Tenggara Barat (NTB), Faurani berharap Munas Kadin, 30 Juni di Kendari ditunda.

"Panitia, dan kubu kedua calon ketua umum, mari duduk dengan kepala dingin, mari kita bicarakan bersama bisa juga lewat zoom, menentukan baiknya bagaimana. Ini bukan soal munasnya, melainkan covid makin mengganas dan juga keselamatan bersama," tambah Faurani.

(toy/dna)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT