Sebatik, yang merupakan pulau terluar dari terdepan Indonesia serta berbatasan langsung dengan Malaysia tak luput dari perjuangannya tetap bertahan di tengah pandemi COVID-19. Pandemi yang hampir 2 tahun ini menjadi trending topic di banyak media pemberitaan pun tak terkecuali dampaknya dirasakan oleh masyarakat di kepulauan berpenduduk hampir 1 juta jiwa tersebut.
Masyarakat Sebatik hidup dari berbagai sektor seperti perdagangan, perkebunan serta perikanan. Dalam beberapa ulasan, Sebatik yang disebut sebut populer dengan komoditi kokoanya ini, bisa jadi menjadi salah satu kawasan yang tidak terlalu merasakan dampak ekonomi akibat Pandemi COVID 19.
Berdasarkan pantauan, roda perekonomian di Sebatik tidak menemui banyak kendala. Meski mungkin beberapa impor barang dari negara tetangga Malaysia mengalami sedikit kendala menyusul kebijakan lockdown yang diterapkan negara tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun demikian, perkembangan situasi seputar COVID 19 di kepulauan Sebatik bisa dibilang jarang terdengar. Senyap di pemberitaan, masyarakat di Sebatik punya cara sendiri bertahan di tengah pandemi.
Selain karena upaya preventif yang sudah dilakukan sejak sebelum adanya kasus COVID-19 pertama masyarakat sebatik lewat inisiatif salah satu tokoh masyarakat di Sebatik, Haji Momo bahkan sudah merintis fondasi kuat lewat supplay berbagai metode penanggulangan COVID 19 terutama yang bagi para garda depan yang bertugas di lapangan.
Situasi pandemi COVID 19 terutama dirasakan pada warga Sebatik yang mencari penghidupan di Tawau Malaysia. Semenjak pandemi dampak yang paling dirasakan terutama bagi anak-anak para TKI yang ditinggal orang tuanya bekerja di negeri seberang.
Menjalani hari hari selama membatasi diri demi menghindari paparan COVID-19, supplay kebutuhan sehari hari dan sembako pun tak luput dari kontribusi Haji Momo yang secara rutin di sela sela hobinya bersepeda membagikannya kepada masyarakat sekitar yang membutuhkan.
Sebut saja Mardiyah, janda 2 anak yang terpaksa pulang dan tak lagi bekerja di Tawau sejak pandemi merasa sangat terbantu dengan kegiatan yang dilakukan oleh Haji Momo.
Ia dan banyak orang tua serta orang tua tunggal lainnya praktis menggantungkan hidup dari bantuan sembako yang didistribusikan secara langsung oleh tokoh masyarakat yang juga pengusaha Sebatik ini.
Konon, dari cerita warga sekitar semangat gotong royong dan bahu membahu ini lah yang membuat warga Sebatik tetap bertahan meski harus melewati masa masa sulit di tengah pandemi COVID-19.
(dna/dna)