Padahal sejak awal Mei 2020, tidak ada infeksi baru yang tercatat di Brunei. Hanya pada November 2020, tercatat sembilan kasus COVID-19 impor baru dan tiga kematian dilaporkan.
Sejak saat itu, Brunei menjadi negara yang mulai membuka kembali ekonominya jauh lebih awal daripada banyak negara yang menderita COVID-19. Lalu bagaimana kondisi ekonomi Brunei selama pandemi Covid-19 berlangsung?
Berdasarkan data dari Asian Regional Integration Center, pandemi Covid-19 memperlambat pertumbuhan ekonomi Brunei selama 2020 menjadi 1,2%, setelah tumbuh sebesar 3,9% pada 2019. Di sisi lain, peningkatan produksi dari kilang minyak baru diperkirakan dapat meningkatkan pertumbuhan sektor migas Brunei.
Sementara itu ekonomi Brunei diproyeksikan akan tumbuh sebesar 2,5% pada tahun 2021 dan menjadi 3,0% pada tahun 2022. Namun pertumbuhan ekonomi Brunei tersebut mungkin bergantung pada lingkungan eksternal yang mengharapkan adanya pemulihan permintaan global dan harga minyak dan gas yang lebih tinggi.
Hingga saat ini, berdasarkan data dari Bank Dunia, GDP atau produk domestik bruto dari Brunei mencapai US$ 12 miliar atau setara dengan Rp 174 triliun (dengan kurs Rp 14.500/dolar AS).
Lihat juga video '6 Indikator Ini Tunjukkan Ekonomi Indonesia Mulai Pulih':
(zlf/zlf)