Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebut digitalisasi menjadi solusi bagi UMKM untuk mengatasi dampak PPKM. Ia menyebut pemasaran produk lewat platform digital menjadi sangat efektif di tengah pembatasan.
Oleh karenanya, dia mendorong UMKM untuk bergabung ke dalam marketplace atau berjualan dan memasarkan produknya secara digital melalui platform e-commerce. Pasalnya, saat ini banyak masyarakat Indonesia mengakses platform digital. Hal itu tercermin dari angka peningkatan transaksi beberapa e-commerce besar.
"Tercatat nilai transaksi e-Commerce pada periode 2019-2020 secara year-on-year meningkat 29,6%, dan pada kuartal I-2021 Bank Indonesia mencatat data transaksi e-Commerce besar mencapai 548 juta dengan nilai Rp 88 triliun, masing-masing meningkat 99% dan 52% secara year-on-year," papar Teten dalam keterangan tertulis, Jumat (23/7/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu disampaikannya dalam acara Webinar Nasional Virtual dengan tema 'Akselerasi Digital UMKM Dalam Rangka Pemulihan Emonomi' yang diselenggarakan oleh STIE Indonesia Banking School.
Lebih lanjut, dia mengulas pemerintah mencanangkan program digitalisasi UMKM dengan target pada 2024 sebanyak 30 juta pelaku UMKM terhubung dengan ekosistem digital. Program ini sekaligus untuk memperbaiki struktur ekonomi nasional yang didominasi oleh UMKM.
Ia menambahkan berdasarkan roadmap yang telah dibuat pemerintah, digitalisasi UMKM ditargetkan bertahap dari tahun 2021 sebanyak 13,7 juta, 2022 sebanyak 19 juta, 2023 sebanyak 24,5 juta dan 2024 sebanyak 30 juta. Penyusunan roadmap tersebut dilengkapi dengan rencana aksi untuk pelaksanaan berbagai program dan kegiatan digitalisasi UMKM secara nasional.
"Upaya percepatan digitalisasi UMKM merupakan suatu keniscayaan, didukung dengan infrastruktur digital yang dikembangkan Pemerintah seperti pembangunan jaringan 4G hingga 5G, proyek palapa dan lainnya, perkembangan pengguna digital Indonesia yang terus meningkat, serta lanskap digital Indonesia yang kuat," urai Teten.
Teten turut menjabarkan beberapa tantangan dalam mendorong digitalisasi UMKM, salah satu yang utama adalah dari aspek SDM terkait literasi digital, serta aspek produk seperti kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan serta konsistensi dalam menjaga kualitas.
Untuk peningkatan literasi digital UMKM, terang Teten, Kemenkop UKM telah mengembangkan media pembelajaran online, yaitu EDUKUKM.id, yang dapat diakses UMKM secara luas. Selain itu, terdapat beberapa kanal pembelajaran lainnya, seperti ONBOARDINGUMKM.id yang dikembangkan oleh Bank Indonesia.
Diungkapkan Teten, sejak Mei 2020 pemerintah meluncurkan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia atau Gernas BBI untuk mengakselerasi transformasi digital UMKM, memperkuat kelangsungan usaha, percepatan perputaran siklus ekonomi, mendorong semangat bangga produk lokal, dan mendorong nation branding produk lokal unggulan.
"Walaupun pandemi COVID-19 memang merupakan musibah, namun kiranya kita tetap harus dapat memanfaatkan momentum ini seoptimal mungkin, yaitu untuk menuju percepatan Indonesia dalam digitalisasi UMKM, sekaligus untuk dukungan pemulihan ekonomi nasional," sebut Teten.
"Digitalisasi yang dilakukan adalah yang memperkuat daya lenting atau resiliensi UMKM menghadapi krisis saat ini dan antisipasi berbagai perubahan kedepannya. Untuk mencapai hal tersebut perlu kerja bersama, kerja kolektif dari berbagai pihak, melalui edukasi, inkubasi UMKM agar terhubung dengan ekosistem digital dan terjaga keberlanjutannya," imbuhnya.
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan Indonesia memiliki potensi ekonomi yang bisa digarap oleh pelaku UMKM. Namun, ia mengingatkan salah satu yang perlu dipersiapkan untuk menggarap potensi itu adalah digitalisasi. Menurutnya, digitalisasi membuka potensi pasar yang besar apalagi saat ini sudah hampir 74% penduduk Indonesia menggunakan internet.
"Survei menunjukkan bahwa sekitar 220 juta penduduk kita di tahun 2030 diperkirakan masuk ke dalam kelompok menengah sehingga ini akan menciptakan daya beli yang kuat untuk produk Indonesia," papar Destry.
Ia menguraikan UMKM berkontribusi terhadap PDB sebesar 57%, menyerap 96% tenaga kerja, dan berkontribusi pada ekspor mencapai sekitar 16%. Apabila terjadi peningkatan digitalisasi UMKM, Destri meyakini perekonomian Indonesia dapat meningkat 2%.
"Ini menjadi suatu peluang yang perlu kita optimalkan. Namun demikian, kita ketahui bahwa ada tantangan di mana baru sekitar 14% UMKM kita yang memanfaatkan marketplace atau penjualan secara online. Ini disebabkan karena pengetahuan yang masih terbatas dan juga kapasitas karena kadang-kadang kita bicara UMKM mereka ini masih menghadapi jumlah dalam hal kuantitas dari produksinya," terang Destry.
(akd/hns)