Isi Snack Berkurang Padahal Harganya Sama? Ini Alasannya

Isi Snack Berkurang Padahal Harganya Sama? Ini Alasannya

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 26 Jul 2021 09:52 WIB
Asian young woman shopping in a grocery store and wearing protective medical mask during social distances and lockdown due to coronavirus
Foto: Getty Images/rudi_suardi
Jakarta -

Pernahkah menemukan isi snack yang lebih sedikit daripada ukuran kemasannya, padahal harga snack tersebut tetap? Fenomena ini sering ditemukan di tengah masyarakat.

Konsumen sebenarnya membayar harga yang sama untuk barang sehari-hari di lemari es atau di dapur, tetapi menghabiskannya dalam waktu yang cepat karena isi produknya menyusut.

Di balik fenomena ini ada taktik yang dikenal sebagai penyusutan atau kerennya disebut shrinkflation. Taktik ini membuat konsumen mendapatkan lebih sedikit isi produk, karena produsen telah mengurangi ukuran produk. Hal ini pun telah berlangsung selama beberapa dekade, tetapi biasanya menjadi lebih umum ketika biaya perusahaan naik seperti misalnya saat ada lonjakan inflasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir dari CNN, Senin (26/7/2021), ketika biaya naik, produsen barang konsumsi mencari cara untuk mengimbangi kenaikan yang mereka bayarkan untuk komoditas, transportasi, tenaga kerja, dan pengeluaran lainnya. Solusi paling mudah adalah menaikkan harga produk yang ada.

Namun, solusi mengurangi ukuran produk bisa juga jadi pilihan, meski harga tidak naik, namun ada penghematan pada biaya produksi. Seperti diketahui, konsumen mungkin akan sangat sensitif terhadap kenaikan harga. Tetapi mereka akan kurang memperhatikan berat produk.

ADVERTISEMENT

Ya, hanya sedikit orang yang benar-benar meluangkan waktu untuk menghitung secara tepat apa yang mereka bayar. Padahal sebetulnya, setiap produsen juga akan mencantumkan berat bersih produknya.

"Konsumen sadar harga. Tapi konsumen tidak akan sadar berat bersih telah berubah," kata Edgar Dworsky, mantan asisten jaksa agung di Massachusetts dan advokat konsumen yang meneliti taktik perampingan produk.

Penyusutan memiliki sejarah panjang, menurut Dworsky, dan telah menyebabkan gulungan kertas toilet, permen, dan isi keripik kentang yang lebih kecil selama bertahun-tahun.

Dworsky melacak penyusutan dengan bantuan pembaca websitenya yang memposting foto paket yang lebih kecil di samping versi produk sebelumnya. Hal itu dilihat dari keterangan berat bersihnya.

Bahkan, untuk masalah penyusutan ini di Amerika Serikat, muncul forum Reddit yang didedikasikan untuk membongkar taktik penyusutan. Anggota forum mendokumentasikan semuanya, mulai dari ukuran deodoran yang lebih kecil hingga botol es teh.

Dworksy memaparkan beberapa contoh produk terbaru yang telah dilangsingkan di AS, misalnya ukuran bahan makanan Cocoa Puffs yang turun berat bersihnya dari 19,3 ons menjadi 18,1 ons. Ada juga Cinnamon Toast Crunch yang turun berat bersihnya dari 19,3 ons jadi 18,8 ons.

Sementara itu, bagi perusahaan produsen, mereka tidak akan mengatakan sudah menurunkan ukuran produk mereka. Sebaliknya, mereka akan mengatakan hal-hal seperti menyesuaikan paket harga pada produknya.

Namun, masih ada satu perusahaan yang mengumumkan dan memberi tahu pelanggan bahwa ukurannya menyusut karena menjadi lebih mahal untuk membuat produk di AS. Produsen itu adalah Tillamook, sebuah produsen krim asal Oregon.

Mereka mengumumkan telah mengurangi wadah es krim ukuran keluarga dari 56 ons menjadi 48 ons karena biaya yang lebih tinggi untuk bahan-bahan seperti buah beri. Namun mereka berjanji menjaga harga jual yang tetap sama.

"Agar menguntungkan dan mendukung pemilik petani kami, kami memiliki dua pilihan: menaikkan harga satuan per karton atau mengurangi ukuran karton dari 56 ons menjadi 48 ons dan menjaga harga tetap sama," kata perusahaan itu.

(hal/fdl)

Hide Ads