Lalu bantuan sosial tunai (BST) diberikan untuk 10 juta keluarga di luar penerima kartu sembako. Jika masih ada yang belum mendapat bantuan tersebut, dana desa boleh dipakai sebagai bansos untuk masyarakat yang memerlukan.
"Jadi logika ini yang kita buat dan memang kita membutuhkan partisipasi dari semua. Jadi yang di bawah garis kemiskinan itu hanya 6,5 juta keluarga. Tapi kalau program keluarga harapan itu sudah 10 juta, jadi yang di atasnya itu sudah mulai kita cover," jelasnya.
Bansos di atas untuk mereka yang mayoritas tinggal di pedesaan. Sementara yang tinggal di perkotaan dicover lewat Kartu Prakerja, dan Bantuan Subsidi Upah/Gaji (BSU).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perkotaan yang kena PHK, yang kena pengurangan jam kerja, yang dirumahkan bisa mengakses lewat bantuan upah maupun Kartu Prakerja. Jadi layernya ini yang kita siapkan karena masyarakat kita itu nggak sama semua. Ada yang membutuhkannya,level betul-betul di bawah. Ada yang tengah-tengah bisa di-support tapi ada kelompok masyarakat yang relatively mampu," papar Suahasil.
Kemudian pemerintah menetapkan bagaimana menciptakan satu set kebijakan yang dapat membantu sesuai dengan lapisan yang ada. Itu lah yang dilakukan sekarang.
"Negara kita bukan negara kecil, 270 juta penduduk dengan 34 provinsi yang karakteristiknya beda-beda. Ini yang perlu kita perhatikan setiap level pemerintahan perlu memperhatikan dengan baik," tambahnya.
(fdl/fdl)