Fenomena panic buying terjadi di Wuhan, China. Kondisi ini terjadi karena masyarakat khawatir munculnya kasus baru yang membuat wilayah tersebut kembali di-lockdown.
Mengutip news.com.au, Rabu (4/8/2021), ibukota provinsi dengan penduduk 11 juta orang tengah menjalani pengujian di seluruh kota setelah delapan infeksi baru dilaporkan pada hari Selasa.
Wuhan merupakan kota yang memberikan pandangan tentang lockdown yang melelahkan di awal pandemi. Wilayah tersebut dilaporkan sudah tidak kasus Corona sejak pertengahan Mei tahun lalu.
"Lockdown 76 hari yang ketat tetapi berhasil mengejutkan dunia tetapi segera direplikasi secara global," bunyi laporan tersebut.
China membawa kasus domestik hampir ke nol, memungkinkan ekonomi untuk pulih dan kehidupan sebagian besar kembali normal. Tetapi wabah baru telah merusak rekor itu karena varian Delta menyebar dengan cepat mencapai 20 kota di lebih dari selusin provinsi, termasuk Wuhan.
"Sembilan petugas kebersihan bandara internasional di kota Nanjing diyakini telah memicu rantai kasus di seluruh negeri, dengan 414 kasus dalam dua minggu terakhir," tulis laporan tersebut lebih lanjut.
Komisi Kesehatan Nasional menyatakan pada hari Selasa bahwa 90 kasus baru telah dikonfirmasi pada hari sebelumnya. Jutaan orang di seluruh China telah dikurung di rumah mereka sebagai tanggapan terhadap wabah tersebut.
Jaringan transportasi domestik telah diputus dan pengujian massal diluncurkan, dengan turis dilarang ke tujuan liburan selama puncak musim panas.
Penduduk di Wuhan telah berkemas ke supermarket untuk membeli bahan makanan dan perlengkapan rumah tangga sebagai persiapan untuk penguncian lebih lanjut. Pejabat berjanji menenangkan suasana, mengumumkan bahwa toko-toko berjanji menjaga harga dan rantai pasokan tetap stabil.
Simak video 'Langkah Wuhan Usai 7 Kasus Varian Delta Terdeteksi di Wilayahnya':
(acd/fdl)