Jokowi: Petani Indonesia Harus Kompetitif dalam Keterampilan Teknis

Jokowi: Petani Indonesia Harus Kompetitif dalam Keterampilan Teknis

Alfi Kholisdinuka - detikFinance
Sabtu, 07 Agu 2021 10:39 WIB
Jokowi: Petani Indonesia Harus Kompetitif dalam Keterampilan Teknis
Foto: Dok. Kementan
Jakarta -

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengatakan di tengah pandemi COVID-19 hampir semua sektor berkontribusi minus, namun sektor pertanian menjadi satu dari tiga sektor yang bertumbuh positif. Berdasar data BPS, sektor pertanian mampu berkontribusi positif sebesar 1,75% pada tahun 2020 dan pada triwulan pertama 2021 tumbuh positif 2,95%.

"Momentum ini harus dimanfaatkan sebaik baiknya. Kita harus membangun kemandirian pangan Indonesia dan kesejahteraan petani harus bisa meningkat secara signifikan," ujar Jokowi dalam keterangan tertulis, Sabtu (7/8/2021). Hal ini dia ungkapkan secara virtual saat membuka kegiatan petalihan petani milenial Kementan kemarin.

Jokowi menyambut baik program Kementan dalam membangun SDM pertanian ini. Ia mendorong petani di Indonesia harus jadi profesi yang menjanjikan, profesi yang menyejahterakan dan menarik minat generasi muda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat ini total petani Indonesia sebanyak 71% berusia 45 tahun ke atas, sedangkan yang di bawah 45 tahun sebanyak 29%," tegasnya.

Ke depan, sambung Jokowi, petani dan kelompok tani diharapkan dapat menggarap sektor hulu hingga hilir baik on-farm maupun off-farm. Yakni meliputi pengolahan pascapanen, sampai ke packaging dan trading produk sehingga produk pertanian bisa dilakukan lintas negara dengan demikian petani memiliki peluang yang lebih besar.

ADVERTISEMENT

"Kita harus tahu persaingan produk pertanian sekarang sudah lintas negara. Petani Indonesia harus kompetitif dalam keterampilan teknis, pemanfaatan model bisnis, model bisnis dan manajemennya," tuturnya.

Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan sektor pertanian sangat strategis untuk ketahanan perekonomian bangsa dan negara. Oleh karena itu, perlu upaya seluruh jajaran untuk dapat bersama-sama mengelola pertanian di setiap daerah mulai dari desa hingga nasional.

"Pertanian sangat menjanjikan menghadirkan kehidupan yang lebih baik bagi bangsa dan rakyat. Pertanian itu given dari Tuhan yang mengaruniakan alam dan musim yang baik," ucap Mentan SYL yang hadir langsung di tempat pengukuhan Duta Petani Milenial (DPM) dan Duta Petani Andalan (DPA) di Pusat Pelatihan, Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian, Ciawi Bogor.

Syahrul menegaskan saat ini kondisi stok pangan dalam kondisi aman dan ini yang harus terus dijaga dan terus didorong. Pengukuhan 2.000 DPM dan DPA adalah upaya untuk menciptakan penguatan resonansi bagi para milenial untuk berkecimpung di sektor pertanian.

"Hari ini Bapak Presiden berkesempatan mengukuhkan 2.000 duta petani milenial dan duta petani andalan dan memberikan arahan supaya mereka dapat berfungsi secara maksimal, bagaimana para penyuluh hadir mendorong upaya-upaya mengajak generasi muda terlibat di dunia pertanian," terangnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi menjelaskan SDM pertanian memberikan kontribusi yang paling signifikan di dalam meningkatkan produktivitas. Oleh karena itu, kata dia, berbicara mengenai pembangunan pertanian berarti harus berbicara mengenai pembangunan SDM pertanian.

"Oleh karena itu, bapak Menteri Pertanian, pada kesempatan ini kami akan melaksanakan dua kegiatan utama yang pertama adalah pelatihan petani dan penyuluh dengan tema pendampingan kredit usaha rakyat. Kredit usaha rakyat ini adalah energi adalah bensin untuk menggerakkan roda perekonomian nasional utamanya di sektor pertanian," kata Dedi

Dedi menjelaskan kegiatan pelatihan petani dan penyuluh dengan tema pendampingan kredit usaha rakyat (KUR) serta pelatihan wirausaha pertanian bagi petani milenial merupakan momentum yang sangat berharga untuk para petani, penyuluh dan petani milenial. Saat ini telah terdaftar lebih dari 1,5 juta peserta petani dan penyuluh serta 2.000 petani milenial, atau berumur kurang dari 40 tahun.

Dedi menambahkan pelatihan akan dilaksanakan secara bertahap hingga mencapai 1 juta peserta dengan menggunakan fasilitas IT di 5.789 Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), Kantor Kecamatan, Balai Desa, Pos Penyuluhan Desa (Posluhdes), Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S), Saung Tani, dan lain-lain dengan tetap menerapkan Protokol Kesehatan secara ketat.

"Dalam pelaksanaan pelatihan ini kami melibatkan Dinas Pertanian Provinsi, Dinas Pertanian Kab/Kota, Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani), Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) serta Ikatan Keluarga Alumni Magang Jepang (Ikamaja)," jelasnya.

(akd/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads