Harga emas dunia anjlok. Mengutip riset CNBCIndonesia pekan ini harga emas dunia jatuh 2,81% secara point-to-point. Pada penutupan perdagangan Jumat (6/8/2021), harga emas anjlok 2,4% ke US$ 1.761,3/troy ons.
Harga emas sempat menguat tipis pada perdagangan Senin (2/8/2021) dan Rabu (4/8/2021).
Kondisi ini terjadi usai Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) melaporkan data tenaga kerja periode Juli. Data tersebut menunjukkan AS membuka lapangan kerja baru bagi 943.000 orang. Capaian tersebut jauh lebih baik dibandingkan prediksi ekonom dalam polling Dow Jones yang memperkirakan 845.000 orang.
Selain itu, tingkat klaim terhadap tunjangan di AS tercatat 385.000 orang, yang sejalan dengan prediksi pasar. Sementara itu angka pengangguran turun menjadi 5,4% atau di bawah prediksi pasar 5,7%.
Baca juga: Warga Berbondong-bondong Jual Emas, Ada Apa? |
Alhasil, data-data tersebut memicu investor mengalihkan investasi dari yang minim risiko seperti emas ke saham, yang lebih berisiko.
"Ini akan sangat memperkuat arah The Fed yang sebelumnya mengumumkan akan menjalankan tapering [pengurangan pembelian surat berharga]," terang James McCann, Wakil Kepala Ekonom Aberdeen Standard Investments, dalam riset yang dikutip CNBC International.
Bos The Federal Reserve atau Bank Sentral AS, Jerome Powell kemungkinan akan mengumumkan kebijakan tapering dalam pertemuan di Jackson Hole bulan ini. Pelaku pasar melihat Bank Sentral AS akan melakukan tapering pada awal tahun depan, diperkuat dengan rilis data pertumbuhan ekonomi dan inflasi AS yang lebih rendah dari prediksi.
Walaupun begitu, beberapa analis sebelumnya sempat memprediksi bahwa pada pekan ini harga emas dapat kembali melesat, sebab spekulasi tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) di tahun ini sedang meredup pasca pengumuman kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed) pada pekan lalu.
Informasi selanjutnya tentang anjloknya harga emas, langsung klik di sini.
(hns/hns)