Pemerintah belum bisa bernapas lega meski ekonomi Indonesia kuartal II-2021 sudah tumbuh 7,07%. Pasalnya tantangan yang dihadapi ke depan lebih berat yakni penyebaran virus COVID-19 varian Delta.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah mengatakan pertumbuhan kuartal III-2021 masih bergantung dengan lamanya kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Jika sudah ada pelonggaran kegiatan pada September, ekonomi diprediksi tumbuh di kisaran 1-3%.
"Triwulan III dan keseluruhan tahun masih bergantung kepada berapa lama PPKM. Kalau PPKM sudah dilonggarkan pada September, pertumbuhan ekonomi pada triwulan III diperkirakan 1-3%," kata Piter, Minggu (8/8/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau lebih lama lagi, akan lebih rendah lagi," tambahnya.
Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Institute for Development on Economics and Dinance (INDEF), Tauhid Ahmad memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal III-2021 sekitar 3% sampai 4%. Semuanya balik lagi tergantung seberapa lama kebijakan PPKM.
"Pola-polanya juga hampir sama dengan negara lain sulit mempertahankan, karena perhitungan dasarnya jauh lebih rendah. Semakin jauh menangani COVID maka pertumbuhan ekonomi kita semakin rendah. Kalau (PPKM) selesai di 9 Agustus mungkin ada peluang 4%, tapi kalau diperpanjang kita agak sulit mempertahankan 4% kuartal III," jelasnya.
Ketahanan Indonesia dalam menghadapi varian Delta dinilai termasuk yang paling rendah dari sisi penanganan. Belum lagi dilihat dari faktor vaksinasi yang masih rendah dan efektivitas PEN.
"Kita cukup menderita dan bisa memastikan varian Delta bisa dikurangi. Sampai hari ini kan varian Delta angkanya sudah di atas 35 ribu kasus dan ini akan masih menjadi ancaman. Permintaan akan melambat terutama dari negara mitra dagang termasuk India yang masih berkutat dengan penanganan COVID-19," jelasnya.
(aid/dna)