Produksi 3.000 Ton/Bulan, Petani Ingin Nunukan Ekspor Rumput Laut Sendiri

Produksi 3.000 Ton/Bulan, Petani Ingin Nunukan Ekspor Rumput Laut Sendiri

Tim detikcom - detikFinance
Kamis, 12 Agu 2021 19:03 WIB
Geliat Petani Rumput Laut
Foto: (Istimewa/Kodim 0911/Nunukan)
Nunukan -

Setiap bulannya, sentra produksi rumput laut Kampung Mamolo di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara bisa memproduksi hingga 3.000 ton rumput laut. Sayang, dengan jumlah produksi sebanyak itu, sentra produksi rumput laut ini masih mengandalkan kota lain untuk melakukan ekspor.

Saat ini, rumput laut dari Kampung Malomo masih mengirim produk rumput laut hasil panennya ke kota lain seperi Pare-pare, Makassar hingga Surabaya. Dari sana, baru rumput laut itu diekspor ke berbagai negara khususnya China.

"Harapannya kami, Kabupaten Nunukan ini bisa langsung ekspor sendiri. Jadi kami panen, baik mentah atau diolah jadi produk setengah jadi, langsung diekspor. Jadi nggak perlu dikirim lagi ke Makassar atau Surabaya," kata Ketua Asosiasi Pedagang Rumput Laut Nunukan, Kamarudin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia melanjutkan, budidaya rumput laut jadi unggulan para petani di Demplot Budidaya Rumput Laut Kelompok Makmur Binaan Kodim 0911/Nunukan itu. Sentra produksi ini melibatkan sedikitnya 4.000 orang yang secara resmi terdaftar di kelompok tani rumput laut tersebut.

Dalam sebulan, kelompok tani ini, kata Kamarudin, total rumput laut yang dipanen di Desa Mamoloh bisa mencapai 3.000 ton dan dijual dengan harga terendah Rp 14.000/kg. Bahkan, petani pernah mendapat harga tertinggi hingga menembus Rp 20.000/kg.

ADVERTISEMENT

Dengan harga rumput laut terendah Rp 14.000/kg atau Rp 14 juta/ton. Maka, sekali panen, kelompok tani ini bisa meraup hingga Rp 42 miliar atau Rp 504 miliar/tahun.

Nilai ekonomi itu bisa melonjak berkali-kali lipat bila produk rumput laut ini sudah diolah baik menjadi produk setengah jadi atau produk jadi berbentuk tepung. Apa lagi, rumput laut yang dibudidayakan kelompok tani ini memiliki banyak produk turunan seperti bahan pembuat agar-agar hingga bahan dasar pembuat kosmetik.

Untuk itu, tentu tak berlebihan bila Kamarudin dan rekan-rekannya menginginkan kegiatan ekspor rumput laut bisa dilakukan langsung dari Nunukan. Peluang ekonomi yang sangat besar itu bisa dimaksimalkan untuk pengembangan daerah.

"Jadi kalau mau diolah, biar saja diolah di sini. Jadi bahan setengah jadi, atau mentah langsung ekspor dari sini," tandas dia.

(dna/dna)

Hide Ads