Kampung Mamolo menjadi salah satu sentra produksi rumput laut di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Sektor ini menjadi salah satu penggerak perekonomian Kabupaten Nunukan yang geografisnya berupa kepulauan.
Ketua Asosiasi Pedagang Rumput Laut Nunukan, Kamarudin, berkisah, dulunya rumput laut kurang diminati sebagai komoditas ekonomi saat pertama kali diperkenaklan di kawasan Mamolo tersebut.
Namun, sering berjalannya waktu dan pendampingan dari Penyuluh Lapangan (PPL) Kodim 0911/Nunukan, para petani mulai diperkenalakan cara yang benar melakukan budidaya rumuput laut agar hasilnya maksimal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dulu, nggak pertama kali karena masih sedikit, kita bingung mau jual ini ke mana? Sekarang setelah produksinya banyak, pembeli yang cari kita," ujar Kamarudin.
Dalam proses budidaya di Demplot Budidaya Rumput Laut Kelompok Makmur Binaan Kodim 0911/Nunukan, kegiatan masyarakat dibagi menjadi beberapa tahap.
Pertama adalah proses pamasangan benih. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh para ibu dan remaja wanita. Mereka mengikat benih rumput laut pada sutas tambang yang sudah disapkan. Tambang yang sudah dipasangi benih rumput laut kemudian dipasangi pelampung seder hana dari botol plastik bekas minuman bersoda.
Tahap berikutnya adalah membentangkan tambang tadi di laut. Dalam sebulan, kelompok tani ini membentangkan tambang sebagai media budidaya rumput laut tadi sebanyak 3 kali. Budidaya memakan waktu kurang lebih 40 hari.
Baca juga: Mengintip Budidaya Rumput Laut di Nunukan |
Tahap ketiga adalah memanen. Panen rumput laut bisa jadi berkah tersendiri bagi para petani. Setelah dipanen, rumput laut kemudian dijemur kurang lebih 5 hari lamanya hingga mengering.
Bersambung ke halaman selanjutnya.