Geliat Budidaya Rumput Laut di Nunukan, Sekali Panen Tembus Rp 42 M

Geliat Budidaya Rumput Laut di Nunukan, Sekali Panen Tembus Rp 42 M

Tim detikcom - detikFinance
Kamis, 12 Agu 2021 15:50 WIB
Geliat Petani Rumput Laut
Foto: (Istimewa/Kodim 0911/Nunukan)
Nunukan -

Kampung Mamolo menjadi salah satu sentra produksi rumput laut di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Sektor ini menjadi salah satu penggerak perekonomian Kabupaten Nunukan yang geografisnya berupa kepulauan.

Ketua Asosiasi Pedagang Rumput Laut Nunukan, Kamarudin, berkisah, dulunya rumput laut kurang diminati sebagai komoditas ekonomi saat pertama kali diperkenaklan di kawasan Mamolo tersebut.

Namun, sering berjalannya waktu dan pendampingan dari Penyuluh Lapangan (PPL) Kodim 0911/Nunukan, para petani mulai diperkenalakan cara yang benar melakukan budidaya rumuput laut agar hasilnya maksimal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dulu, nggak pertama kali karena masih sedikit, kita bingung mau jual ini ke mana? Sekarang setelah produksinya banyak, pembeli yang cari kita," ujar Kamarudin.

Dalam proses budidaya di Demplot Budidaya Rumput Laut Kelompok Makmur Binaan Kodim 0911/Nunukan, kegiatan masyarakat dibagi menjadi beberapa tahap.

ADVERTISEMENT

Pertama adalah proses pamasangan benih. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh para ibu dan remaja wanita. Mereka mengikat benih rumput laut pada sutas tambang yang sudah disapkan. Tambang yang sudah dipasangi benih rumput laut kemudian dipasangi pelampung seder hana dari botol plastik bekas minuman bersoda.

Tahap berikutnya adalah membentangkan tambang tadi di laut. Dalam sebulan, kelompok tani ini membentangkan tambang sebagai media budidaya rumput laut tadi sebanyak 3 kali. Budidaya memakan waktu kurang lebih 40 hari.

Tahap ketiga adalah memanen. Panen rumput laut bisa jadi berkah tersendiri bagi para petani. Setelah dipanen, rumput laut kemudian dijemur kurang lebih 5 hari lamanya hingga mengering.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Geliat Petani Rumput LautGeliat Petani Rumput Laut Foto: (Istimewa/Kodim 0911/Nunukan)

Pada tahap keempat, rumput laut yang sudah mengering siap dijual dengan harga terendah Rp 14.000/kg. Bahkan, petani pernah mendapat harga tertinggi hingga menembus Rp 20.000/kg.

Kamarudin mengatakan, dalam sebulan, total rumput laut yang dipanen di Desa Mamoloh bisa mencapai 3.000 ton. Dengan harga rumput laut terendah Rp 14.000/kg atau Rp 14 juta/ton. Maka, sekali panen, kelompok tani ini bisa meraup hingga Rp 42 miliar.

Demplot Budidaya Rumput Laut Kelompok Makmur Binaan Kodim 0911/Nunukan menjadi salah satu wujud nilai tambah keberadaan TNI di tengah masyarakat.

Selain melakukan pendampingan terhadap desa binaan, Kodim Nunukan juga melakukan sejumlah inovasi mulai dari upaya satuan dalam membangunan rumah dinas anggota sebanyak 5 unit dengan tipe K-36, pembuatan Aplikasi Pelaporan dan Data Staf Terintegritas, pembangunan Command Center Dhramawangsa berbasis data digital, Pengadaan Mobil Dinas Komandan Kodim, memberdayakan Demplot Sawah dan Rumput Laut, pembinaan Komunitas-Komunitas di Nunukan, inovasi Babinsa Serka Sukardi dengan membuat Bel Sensor Ingat 3 M serta hal lainnya.

Menurut Ketua Tim Penilaian Lomba Bina teritorial, Kolonel Inf Riswanto, peran TNI dalam melakukan pendampingan pengelolaan lahan-lahan tidur memiliki arti penting dalam rangka memberi nilai tambah di tengah masyarakat.

"Harapan kami, ini bisa memacu mereka untuk terus berbenah diri, bukan hanya saat dinilai saja tapi untuk membenahi Kodim dan Wilayahnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, memantapkan kemanunggalan TNI dengan Rakyat serta untuk pertahanan Negara khususnya di wilayah Perbatasan ini," tutur dia.

Geliat Petani Rumput LautGeliat Petani Rumput Laut Foto: (Istimewa/Kodim 0911/Nunukan)

Hide Ads