Anggaran kesehatan Indonesia tahun depan sebesar Rp 255,3 triliun. Angka ini lebih rendah dari anggaran tahun ini yang sebesar Rp 326,4 triliun.
"Anggaran kesehatan tahun depan masih akan cukup didominasi oleh COVID. Namun kita akan mulai mendukung program-program di luar COVID seperti penanganan stunting," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam jumpa pers virtual, Senin (16/8/2021).
Sebanyak Rp 115,9 triliun dari total anggaran kesehatan itu dipakai untuk dana PEN. Sementara sisanya Rp 139,4 triliun untuk kesehatan lain-lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pengadaan obat COVID, insentif nakes, dan lain-lain policy-nya akan ditetapkan sehingga kita akan merencanakan Rp 115,9 triliun yang sudah di-benchmark dalam rangka untuk penanganan COVID terutama vaksinasi dan Rp 3 triliun insentif nakes dan obat," katanya.
"Anggaran kesehatan tahun depan mencapai Rp 255,3 triliun, lebih rendah dari tahun ini namun tahun ini PEN akan lihat seberapa cepat seperti vaksinasi maupun testing treatment dan pengobatan yang akan betul-betul dikeluarkan," katanya.
Mantan direktur Bank Dunia ini mengatakan tahun ini dana PEN cukup tinggi akibat adanya lonjakan kasus baru pasien COVID-19. Biang keroknya tak lain adalah varian Delta yang lebih cepat menyebar dan menulari masyarakat.
"Tahun ini yang mendadak terjadi varian Delta yang menyebabkan kita harus memberikan bantuan sosial yang ditingkatkan secara tiba-tiba kita juga akan melakukan pencadangan yaitu apabila harus memberikan BST kartu sembako PPKN dan bantuan kuota internet ini semuanya masuk dalam pencadangan anggaran apabila dibutuhkan. Apabila tidak kita berharap anggaran itu digunakan untuk anggaran lain yang produktif namun masyarakat tetap dilindungi dengan program terlintas yang sifatnya reguler," tambahnya.
(ang/ang)