Canggih! Tahun 2023 RI Bakal Punya Satelit Terbesar di Asia

Canggih! Tahun 2023 RI Bakal Punya Satelit Terbesar di Asia

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 18 Agu 2021 17:16 WIB
Ilustrasi Satelit, Satelit
Foto: Photo by NASA on Unsplash
Jakarta -

Di tahun 2023, Indonesia bakal meluncurkan satelit terbesar di Asia. Pengembangan Satelit Republik Indonesia atau satelit Satria I telah dimulai perkembangannya hari ini.

Hal itu ditandai dengan peletakan batu pertama salah satu stasiun pengendali satelit di Cikarang, Jawa Barat hari ini. Proyek satelit ini dikerjakan oleh PT Satelit Nusantara Tiga (SNT).

"Satelit ini adalah yang terbesar di Asia, dengan 150 giga byte per second kapasitasnya, dan hidupnya bisa 15 tahun," ungkap Direktur Utama SNT Adi Rahman Adiwoso dalam ground breaking yang disiarkan virtual oleh Kemkominfo, Rabu (18/8/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adi menjelaskan secara lengkap, Satelit Satria I punya tinggi sekitar 6,5 meter, bobot 4,5 ton, kapasitas 150 giga byte per second, dengan masa hidup sampai 15 tahun. Satelit ini juga dilengkapi dengan teknologi mutakhir, seperti electric propulsion yang bikin hemat bahan bakar karena menggunakan penggerak listrik.

Menurut Adi hingga kini proses pembuatan satelit sudah berjalan, total pengembangan terkini sudah mencapai 33%. Dia menyebutkan komponen satelit yang dibuat perusahaan Thales Alenia Space sudah digarap di Prancis dan akan selesai awal tahun depan.

ADVERTISEMENT

"Pembangunan dimulai, saat ini konstruksi badan satelit dari karbon dan kevlar yang membuat sistem satelit menjadi enteng dan kuat sudah dipasang. Segala macamnya mulai dipasang di Prancis dan akan selesai awal tahun," papar Adi.

Seluruh satelit akan disiapkan untuk diluncurkan pada kuartal II 2023 dengan target November 2023 semua hal sudah diset dan satelit bisa digunakan secara komersial. Peluncuran satelit akan dilakukan oleh Space X di Florida, Amerika Serikat.

"Space X sudah confirm kesediaannya luncurkan Satria I, nanti ini pada kuartal II 2023 akan diluncurkan dari Cape canaveral, Florida," ungkap Adi.

Di sisi lain, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan proyek satelit ini dapat memperkecil kesenjangan akses broadband internet di Indonesia. Apabila satelit ini sudah berhasil diluncurkan menurutnya akan ada 150 ribu titik baru akses internet di Indonesia.

"Pada 2023 nanti, pertengahan November, 17 November, satelit ini akan mulai komersial. Menghadirkan internet dengan kapasitas 150 gb per second di 150 ribu titik layanan publik," ungkap Johnny dalam acara yang sama.

Tonton juga Video: Waduh! Peluncuran Satelit India Gagal, Roket Kembali Lagi ke Bumi

[Gambas:Video 20detik]



Rinciannya, akan ada titik baru internet di 93.900 sekolah, pesantren, dan institusi pendidikan lainnya. Ada juga 3.700 titik internet baru di fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia, mulai dari Puskesmas, hingga rumah sakit.

Kemudian, 47.900 titik internet baru juga akan muncul di kantor desa, kelurahan, kecamatan, dan kantor pemerintah daerah lainnya. Lalu, ada juga 3.900 titik internet baru untuk kegiatan layanan keamanan dan ketertiban masyarakat di wilayah 3T. Sisanya, ada 600 titik layanan internet lainnya yang tersebar di tempat layanan publik umum.

Johnny mengatakan Satelit Satria I dibangun dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha atau KPBU dan memerlukan total investasi US$ 540 juta atau sekitar Rp 7,7 triliun (kurs Rp 14.300). Saat ini, pembiayaan berasal dari sejumlah lembaga pendanaan internasional.

Selain di Cikarang masih ada 10 stasiun pengendali satelit yang akan dibangun. Mulai dari Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika, dan Jayapura.


Hide Ads