Perjuangan Garuda Tetap Terbang: Rumahkan Pilot-Kurangi Jumlah Pesawat

Perjuangan Garuda Tetap Terbang: Rumahkan Pilot-Kurangi Jumlah Pesawat

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 19 Agu 2021 19:26 WIB
PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) datangkan pesawat Boeing 777-300ER untuk melayani penerbangan haji mulai Agustus 2015. Hari ini maskapai pelat merah itu menerima B777-300ER ketujuhnya di Hanggar 2 Garuda Maintenance Facilities (GMF), kawasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng. Rachman Haryanto/detikcom.
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Kondisi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk makin 'berdarah-darah' dihantam pandemi COVID-19. Sederet perjuangan dilakukan agar maskapai pelat merah ini tetap terbang, mulai dari merampingkan karyawan hingga mengurangi jumlah pesawat.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyatakan langkah pertama untuk menjaga perusahaan tetap hidup adalah merampingkan sumber daya manusia (SDM). Dia mengatakan saat ini Garuda mulai melakukan penyelesaian kontrak kepada karyawan yang belum menjadi karyawan tetap.

"Kami lakukan penyelesaian kontrak dan percepatan kontrak dengan para karyawan PKWT, kita selesaikan lebih cepat tapi kewajiban kita penuhi," ungkap Irfan dalam paparan publik virtual, Kamis (19/8/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Irfan juga mengatakan perusahaan tidak lagi melakukan rekrutmen karyawan baru. Garuda juga mulai merumahkan para pilot secara bergantian.

Bahkan, gaji pun menurut Irfan saat ini sudah dipotong separuh demi menjaga keuangan perusahaan. "Ada pemotongan gaji 50% dari total penghasilan sampai kondisi perseroan membaik," paparnya.

ADVERTISEMENT

Tidak sampai di situ, para karyawan tetap Garuda pun ditawarkan program pensiun dini. Hal ini dilakukan sebanyak dua tahap, di tahun 2020 dan 2021. Dalam paparan Irfan, dijelaskan pada program pensiun dini tahap I di tahun 2020 ada 591 karyawan yang mendaftar. Lalu di tahap II yang dilakukan tahun ini jumlahnya makin besar, sebanyak 1.100 karyawan yang mendaftar.

"Kita juga menawarkan dan menjalankan program pensiun dipercepat," kata Irfan.

Irfan menjelaskan eksekusi program pensiun dini tahun ini dilakukan secara bertahap mempertimbangkan kondisi dan kemampuan keuangan perusahaan. Setidaknya, tahun ini program pensiun dini butuh dana US$ 30 juta, yang akan diambil dari dana operasional perusahaan tiap bulannya.

Bahkan di susunan petinggi perusahaan, dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) baru-baru ini Garuda merombak susunan direksi dan komisaris.

Perampingan dilakukan pada jajaran direksi, dua posisi direktur dihilangkan. Posisi Wakil Direktur Utama serta Direktur Niaga dan Kargo dihapuskan. Sementara di jajaran komisaris, dua posisi komisaris juga dihilangkan. Dari awalnya ada lima orang tersisa tiga orang.

Jumlah pesawat Garuda akan semakin berkurang. Cek halaman berikutnya.

Irfan juga mengatakan Garuda sudah melakukan negosiasi pesawat, seperti diketahui beberapa pesawat pun sudah dikembalikan beberapa waktu ini.

Dia menyebutkan jumlah pesawat Garuda ada kemungkinan akan semakin berkurang dengan adanya negosiasi dengan para lessor. Meskipun dia mengakui tak semua lessor meminta pesawatnya dikembalikan.

"Ini angka (jumlah pesawat yang dikembalikan) yang berubah terus terkait negosiasi dengan lessor. Setiap lessor punya cara, kepentingan, dan harapan berbeda. Tidak ada persamaan satu lessor dengan yang lain," kata Irfan.

Pihaknya saat ini ingin membuat Garuda makin sederhana, tetap menguntungkan, dan memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan baik. Kemungkinan pengurangan pesawat, jumlah tipe, dan rute juga bisa saja terjadi.

"Filosofinya, Garuda jadi simple, profitable dan full service. Jumlah aircraft mungkin berkurang, tapi kita belum hitung, jumlah tipe juga akan berkurang, dan rute juga berkurang," ungkap Irfan.

Garuda saat ini memiliki 210 armada pesawat secara grup. Rinciannya ada 142 pesawat yang digunakan Garuda dan 68 armada yang digunakan Citilink.

Pesawat yang digunakan Garuda rata-rata umurnya menyentuh 8,54 tahun. Paling banyak jenis Boeing 737-800NG, dengan jumlah 73 armada.

Sementara di Citilink, paling banyak menggunakan pesawat Airbus A320-200 sejumlah 41 armada. Rata-rata umur pesawat 8,14 tahun.


Hide Ads