Kondisi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk makin 'berdarah-darah' dihantam pandemi COVID-19. Sederet perjuangan dilakukan agar maskapai pelat merah ini tetap terbang, mulai dari merampingkan karyawan hingga mengurangi jumlah pesawat.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyatakan langkah pertama untuk menjaga perusahaan tetap hidup adalah merampingkan sumber daya manusia (SDM). Dia mengatakan saat ini Garuda mulai melakukan penyelesaian kontrak kepada karyawan yang belum menjadi karyawan tetap.
"Kami lakukan penyelesaian kontrak dan percepatan kontrak dengan para karyawan PKWT, kita selesaikan lebih cepat tapi kewajiban kita penuhi," ungkap Irfan dalam paparan publik virtual, Kamis (19/8/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Irfan juga mengatakan perusahaan tidak lagi melakukan rekrutmen karyawan baru. Garuda juga mulai merumahkan para pilot secara bergantian.
Bahkan, gaji pun menurut Irfan saat ini sudah dipotong separuh demi menjaga keuangan perusahaan. "Ada pemotongan gaji 50% dari total penghasilan sampai kondisi perseroan membaik," paparnya.
Tidak sampai di situ, para karyawan tetap Garuda pun ditawarkan program pensiun dini. Hal ini dilakukan sebanyak dua tahap, di tahun 2020 dan 2021. Dalam paparan Irfan, dijelaskan pada program pensiun dini tahap I di tahun 2020 ada 591 karyawan yang mendaftar. Lalu di tahap II yang dilakukan tahun ini jumlahnya makin besar, sebanyak 1.100 karyawan yang mendaftar.
"Kita juga menawarkan dan menjalankan program pensiun dipercepat," kata Irfan.
Irfan menjelaskan eksekusi program pensiun dini tahun ini dilakukan secara bertahap mempertimbangkan kondisi dan kemampuan keuangan perusahaan. Setidaknya, tahun ini program pensiun dini butuh dana US$ 30 juta, yang akan diambil dari dana operasional perusahaan tiap bulannya.
Bahkan di susunan petinggi perusahaan, dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) baru-baru ini Garuda merombak susunan direksi dan komisaris.
Perampingan dilakukan pada jajaran direksi, dua posisi direktur dihilangkan. Posisi Wakil Direktur Utama serta Direktur Niaga dan Kargo dihapuskan. Sementara di jajaran komisaris, dua posisi komisaris juga dihilangkan. Dari awalnya ada lima orang tersisa tiga orang.
Jumlah pesawat Garuda akan semakin berkurang. Cek halaman berikutnya.