Bank Indonesia (BI) mencatat berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu ketiga bulan Agustus terjadi inflasi 0,04%. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengungkapkan inflasi Agustus 2021 diperkirakan 0,85% ytd dan 1,6% secara tahunan.
Dia menyebutkan penyumbang utama inflasi adalah komoditas minyak goreng 0,03% month to month, tomat 0,02%, telur ayam ras, dan rokok kretek filter masing-masing 0,01%.
"Sementara itu komoditas yang deflasi cabai rawit -0,05%, cabai merah 0,02%, kangkung, bayam, sawi hijau, kacang panjang, jeruk, emas perhiasan dan angkutan antarkota masing-masing -0,01%," ujar dia dalam siaran pers, Jumat (20/8/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Erwin mengungkapkan selain inflasi indikator stabilitas rupiah pekan ini mencatatkan premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke level 72,64 bps per 19 Agustus 2021 dari 73,50 bps per 13 Agustus 2021.
Lalu berdasarkan data transaksi 16-19 Agustus 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp 3,49 triliun terdiri dari beli neto di pasar SBN sebesar Rp1,75 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp 1,74 triliun.
"Berdasarkan data setelmen selama 2021 (ytd), nonresiden beli neto Rp14,56 triliun," imbuh dia.
Dia menyebut bank sentral akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.
"Serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan," ujarnya.
(kil/ara)