Kargo Raksasa Bikin Melongo, Beratnya 5 Kali Pesawat Airbus

Kargo Raksasa Bikin Melongo, Beratnya 5 Kali Pesawat Airbus

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Senin, 23 Agu 2021 05:30 WIB
Kargo Raksasa
Foto: Dok.PT LV Logistics Indonesia
Jakarta -

Kehadiran kargo 'raksasa' untuk proyek refinery development master plan (RDMP) Balikpapan membuat publik heboh. Bagaimana tidak, berat dari kargo itu sampai beberapa kali berat pesawat ukuran jumbo.

PT LV Logistics Indonesia, pihak yang melakukan pengiriman kargo tersebut mengungkap kargo tersebut memiliki panjang 40 meter, lebar 17 meter dan tinggi 16 meter. Berat kargo mencapai 1.400 ton.

Dengan berat seperti itu, maka muatan ini beberapa kali lebih berat dibanding pesawat-pesawat ukuran yang berukuran jumbo. Dalam catatan detikcom, misalnya Antonov An-225 Mriya misalnya memiliki berat 285.000 kilogram atau sebesar 285 ton. Artinya, muatan kargo untuk RDMP Balikpapan ini sebanyak empat kali pesawat Antonov tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Begitu juga jika dibandingkan dengan Airbus A380-800 dengan berat 277.000 kilogram atau 277 ton dan Airbus Beluga XL dengan berat 125.000 kilogram atau sebanyak 125 ton. Maka, kargo RDMP memiliki berat sebanyak 5 kali Airbus A380-800 dan 11 kali Airbus Beluga XL. Serta, sebanyak 6 kali lebih berat jika dibanding dengan Boeing 747-8 yang memiliki berat 220.128 kilogram atau 220,128 ton.

Direktur PT LV Logistics Indonesia Tito Budisusanto mengatakan pengiriman kargo ini sudah dipersiapkan dengan matang dan kerja sama berbagai pihak.

ADVERTISEMENT

"Dengan kesuksesan pekerjaan tersebut bangsa Indonesia patut merasa optimis bahwa di masa depan seluruh proyek-proyek besar akan dapat diselesaikan dengan baik oleh anak-anak bangsa Indonesia dengan peralatan yang murni berasal dari local Indonesia," katanya seperti dikutip, Minggu (22/8/2021).

Muatan kargo generator ini untuk proyek RDMP Pertamina Balikpapan yang akan meningkatkan kapasitas produksi kilang dari 260 ribu barel menjadi 360 ribu barel per hari.

Dalam pelaksanaan proyek RDMP Balikpapan sendiri sejumlah perusahaan raksasa dunia seperti Hyundai Engineering Co Ltd, SK Engineering & Construction Co Ltd, PT Rekayasa Industri, dan PT PP (Persero) Tbk ikut terlibat. PT LV Logistics Indonesia juga menjadi salah satu perusahaan yang terlibat proyek ini.

LV Logistics Indonesia menyelesaikan seluruh tahapan pekerjaan mulai proses engineering, persiapan dokumen dan formalitas, handling dan load out 3 unit super heavy cargo yang kesemuanya memiliki berat di atas 1.000 ton serta seluruh assesoris dari Mother Vessel ke jetty RDMP, dan dilanjutkan dengan delivery ke laydown area dalam waktu 5 hari.

Kargo raksasa ini berada 2 minggu di lautan. Simak di halaman berikutnya.

Lihat juga Video: 2 Kapal Kargo Bertabrakan di Perairan Bintan

[Gambas:Video 20detik]



Kargo ini tiba di Indonesia 9 Agustus 2021. Kargo tersebut sampai ke Indonesia setelah berada di atas laut selama 2 minggu lebih karena dikirim dari Korea Selatan pada 24 Juli 2021.

Kargo itu diangkut menggunakan Kapal MT Hanjin yang berisi salah satu paket peralatan berupa Disengager/Stripper, dan Regenerator.

"Alhamdulillah pagi ini salah satu equipment penting dalam kilang kita telah tiba di Balikpapan," kata Direktur Operasi PT Kilang Pertamina Balikpapan Mulyono dalam keterangan tertulis.

Keseluruhan paket yang diproduksi oleh Hyundai Heavy Industry (HHI) Korea ini memiliki berat sekitar 4.000 Ton yang dibagi menjadi 9 sub-peralatan, yang terdiri dari Riser and regenerated catalyst stand pipe, Disengager/stripper, Spent catalyst stand pipe, 2nd stage regenerator, 1st stage regenerator, Withdrawal well, Catalyst cooler stand pipe, Cooled catalyst lift, dan Expansion Joint antara 1st & 2nd regenerator.

Dengan terpasangnya paket peralatan ini nantinya akan menambah progres fisik proyek sebesar +1,5%. Paket ini merupakan salah satu dari 47 peralatan yang membutuhkan proses manufaktur cukup lama yaitu sekitar 2 tahun, yang dalam lingkungan proyek sering disebut dengan Long Lead Item (LLI).

Paket ini merupakan bagian penting dalam unit Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC), dimana RFCC ini berfungsi untuk mengolah residu minyak mentah menjadi produk yang bernilai lebih tinggi, sehingga dapat meningkatkan profitabilitas kilang. Selain itu, juga meningkatkan kualitas produk untuk memenuhi standar EURO V yang lebih ramah lingkungan.


Hide Ads