Ini Arahan Jokowi soal Strategi Hidup Bersama Pandemi COVID-19

Ini Arahan Jokowi soal Strategi Hidup Bersama Pandemi COVID-19

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Senin, 23 Agu 2021 20:57 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin
Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jakarta -

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin diminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyusun strategi hidup bersama pandemi COVID-19, tak hanya menangani pandemi.

"Di ratas bapak presiden meminta kami untuk bisa mulai menyusun strategi hidup bersama pandemi, bukan hanya strategi penanganan pandemi," ujar Budi dalam konferensi pers virtual, Senin (23/8/2021).

Budi menyampaikan arahan Jokowi terkait strategi hidup bersama pandemi COVID-19. Pertama adalah protokol kesehatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang pertama yang paling penting agar kita bisa menyeimbangkan, antara hidup yang sehat dan hidup yang bermanfaat secara ekonomi yang paling penting adalah protokol kesehatannya harus diimplementasikan dengan disiplin," kata Budi.

Pihaknya sudah bekerja sama dengan beberapa asosiasi untuk menyusun protokol kesehatan berbasis teknologi informasi. Aplikasi PeduliLindungi akan dipakai secara nasional.

ADVERTISEMENT

"Kami sudah bekerja sama dengan beberapa asosiasi, beberapa perkumpulan untuk mulai menyusun prokes berbasis teknologi informasi ada aplikasi PeduliLindungi yang akan kita pakai secara nasional untuk membantu menjaga implementasi prokes berbasis teknologi informasi," tuturnya.

Budi melanjutkan, protokol kesehatan di sektor transportasi, perkantoran, pariwisata, hingga restoran akan disusun atas arahan Jokowi.

"Sehingga kita bisa membangun hidup bersama epidemi dengan menyeimbangkan antara sisi kesehatan dengan sisi aktivitas ekonominya," ujarnya.

Selain protokol kesehatan, hal lain adalah testing dan tracing yang harus diperkuat.

"Hal kedua yang terkait dengan hidup bersama pandemi, selain prokes, adalah testing dan tracing. Ini penting sekali untuk kita perkuat," katanya.

Budi mengatakan, sesuai arahan Jokowi testing dan tracing harus sangat terarah, tidak massal, benar-benar yang butuh.

"Atau istilahnya para ahli kesehatan adalah testing epidemiologi bukan testing untuk screening yaitu testing yang dilakukan ke suspect dan kotak erat yang meamng bergejala bukan semua orang dites karena mau melakukan aktivitas tertentu," ujarnya.

(ara/ara)

Hide Ads