Saat Luhut Ungkap Tak Ada Teknologi Pangan yang Jadi, Padahal Semua Dikerjain

Saat Luhut Ungkap Tak Ada Teknologi Pangan yang Jadi, Padahal Semua Dikerjain

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Selasa, 24 Agu 2021 06:47 WIB
Luhut Binsar Pandjaitan
Foto: Inkana Putri
Jakarta -

Teknologi pangan Indonesia disorot Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Dia menilai banyak proyek pangan yang justru tidak kunjung selesai.

Luhut awalnya bercerita dirinya sempat mendapatkan pertanyaan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) perihal perkembangan teknologi di Indonesia. Khususnya teknologi dalam bidang pangan. Luhut mengatakan pertanyaan itu diajukan Jokowi dalam pertemuan keduanya yang dilakukan kemarin malam.

Menjawab pertanyaan Jokowi, Luhut bilang teknologi pangan Indonesia saat ini terlalu banyak proyeknya. Menurutnya banyak proyek teknologi pangan yang dikerjakan namun sampai saat ini tidak ada yang selesai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mengenai teknologi pangan kita, Pak Presiden tanya juga ke saya tadi malam, bagaimana strateginya itu? Saya bilang kita terlalu semua mau dikerjain, satupun nggak jadi," ungkap Luhut dalam peringatan HUT BPPT secara virtual, Senin (23/8/2021).

Luhut menyatakan saat ini proyek food estate Humbang Hasundutan disarankan untuk terus dikembangkan. Menurutnya, untuk mengembangkan proyek itu butuh banyak sumber daya manusia (SDM) yang kompeten.

ADVERTISEMENT

"Humbang Hasundutan itu model yang saya sarankan kita kembangkan terus. Jadi saya minta BRIN juga melihat ini bahwa ini sekarang sudah jadi, kita harapkan ini jadi tahun depan diresmikan itu harus diisi oleh manusia-manusia yang bawa riset untuk herbal untuk tadi bidang pertanian dan sebagainya," kata Luhut.

Bicara soal teknologi pangan berupa food estate alias lumbung pangan seperti yang dikatakan Luhut, pemerintah sendiri melakukan pembangunan food estate di 3 wilayah. Mulai dari Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, dan Nusa Tenggara Timur.

Dari catatan detikcom, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pernah menjelaskan perkembangan food estate dalam sebuah rapat kerja dengan Komisi IV DPR. Untuk Humbang Hasundutan saat ini baru 215 hektare (Ha) lahan yang ditanami, dari target 1.000 Ha.

Lanjut halaman berikutnya.

Tonton juga Video: Mentan soal Stok Pangan: Kita Masuki Momen-momen Panen Raya

[Gambas:Video 20detik]



Lebih rinci dijelaskan, bawang merah telah ditanami 105 Ha dengan panen 5,5 ton, bawang putih sudah ditanami 55 Ha dan panen 16 ton, kentang 95 Ha dan sudah panen 6,7 ton.

"Berkaitan food estate ingin saya sampaikan bahwa di Sumatera Utara hanya 215 Ha dari target 1.000 Ha dan memang ini lahan dari semak belukar di luar kawasan hutan, tapi menjadi lahan yang baru dibongkar dan baru ditanami," papar Syahrul dalam raker bersama Komisi IV DPR RI, Rabu (9/6/2021).

Untuk food estate di Kalimantan Tengah kurang lebih ada 30.000 Ha yang akan digarap. Beberapa luas lahan digarap di kawasan Pulang Pisau sekitar 10.000 Ha, kini sudah ditanami dan 9.600 Ha di antaranya sudah panen.

"Kapuas dan Pulang Pisau intensifikasi akan kita lanjutkan di 2021 kurang lebih 14.000 Ha dan tentu saja ditambah yang sudah ada sekarang mudah-mudahan kita bisa capai sekitar 36.000 sampai 42.000 dalam 2021 ini," jelas Syahrul.

Sementara food estate di Nusa Tenggara Timur, totalnya akan ada 5.000 Ha lahan yang digarap. Kini lahan itu telah ditanami dengan rincian 2.000 Ha ditanami jagung dan 3.000 Ha ditanami padi.

"NTT di Sumba Tengah ini adalah daerah termiskin di luar Papua dan kita sudah sikapi ini dan alhamdulillah gubernur menyampaikan hasilnya cukup maksimal dan tentu saja akan dilanjutkan bahkan presiden minta dilanjutkan sampai 10.000 Ha," ungkap Syahrul.

Kembali ke Luhut, secara garis beras dia mengatakan kepada Jokowi, bahwa pengembangan dan penelitian teknologi di Indonesia memang harus dievaluasi. Menurutnya, pengembangan teknologi m benar-benar dilakukan hanya untuk sesuatu yang konkrit-konkrit saja.

Dia menilai selama ini banyak pusat-pusat riset berjalan namun tidak ada hasilnya. Sama seperti teknologi pangan, kebanyakan riset hanya berkonsep tapi tidak hasil yang dikeluarkan.

Luhut menyarankan agar dipilih tiga pusat riset yang jadi unggulan dan digenjot sampai berhasil menghasilkan penemuan dan inovasi yang berguna bagi masyarakat dan negara.

"Selama ini kita banyak berkonsep tapi nggak ada yang jadi, maka saya usul kita tetapkan saja tiga atau berapa fokus jadikan lah itu," ungkap Luhut.

(hal/fdl)

Hide Ads