Soal ekspor alat suntik yang baru saja dilakukan, Luhut punya catatan yang harus diperhatikan. Hal itu adalah peningkatan kandungan komponen dalam negerinya. Meski alat ini sudah diekspor, namun beberapa komponen masih didapatkan dengan melakukan impor.
Komponen yang dimaksudkan Luhut adalah jarum suntik pada alat suntik yang diekspor ini bahan bakunya masih didapatkan dari luar negeri. Padahal, menurut Luhut sudah ada pabrik stainless steel dalam negeri di Morowali.
"Tapi ini jarumnya masih kita impor. Padahal kita ini punya pabrik stainless steel terbagus di Morowali, saya akan ngomong dengan Morowali agar bahan bakunya bisa dikasih ke Oneject," tutur Luhut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Luhut menekankan apabila jarum suntik yang dia maksud bisa dipenuhi dengan produk stainless steel dari pabrik di Morowali maka kandungan komponen dalam negeri pada alat suntik pabrikan Oneject akan meningkat. Peningkatannya bisa mencapai 80%.
"Penguatan penggunaan produk dalam negeri penting untuk dilakukan dan harus didukung oleh semua pihak guna meningkatkan kesempatan kerja di sektor ini dan mampu menghemat devisa," tegas Luhut.
Dia menambahkan, dengan stainless steel hasil olahan pabrik di Morowali, menurutnya Oneject juga bisa memperbanyak produksi alat suntiknya. Saat ini baru 1,2 miliar, dengan stainless steel dari Morowali bisa saja naik 5 miliar.
"Sedangkan kebutuhan dunia totalnya ini mencapai 12 miliar jarum suntik," kata Luhut.
(hal/eds)