Peluru di Afghanistan untuk jenis pistol Beretta hingga AK-47 dibuat dan dijual di pasar yang sudah berdiri sejak 150 tahun lalu. Pasar itu tak jauh dari perbatasan Afghanistan.
Dikutip dari NBC News, Jumat (27/8/2021), peluru yang disebut NATO Power itu dijual per kotak dengan isi 500 butir peluru seharga US$ 50 atau setara 4.000 Afghani.
Jika dikonversi, 4.000 Afghani bisa mendapatkan 500 butir peluru, jika dibagi maka per butir peluru hanya 8 Afghani atau setara Rp 1.440 (kurs Rp 180). Itu setara dengan harga roti di Afghanistan seharga 7,8 Afghani.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dulu pasar senjata itu menjadi tempat perlindungan bagi para gelandangan, pengedar narkoba, dan buronan. Polisi tidak bisa beroperasi di area tersebut. Beberapa waktu tentara juga sempat ingin merusak bisnis di pasar senjata itu, tetapi pedagang bersikeras bahwa mereka tidak khawatir akan ancaman itu.
Azmatullah Orakzai, seorang pemilik toko berusia 25 tahun, yakin bisnisnya akan tetap bertahan karena orang akan membutuhkan senjata.
"Orang akan selalu membutuhkan senjata," katanya.
Banyak senjata yang terkenal dijual di sana, tetapi hanya tiruan. Misalnya senapan otomatis M16 asal AS produksi China harganya 180.000 hingga 230.000 rupee, atau US$ 1.800-2.300.
Tetapi jika dibuat di pasar senjata Afghanistan, harganya jauh lebih murah 30.000 hingga 80.000 rupee, atau antara US$ 300-800.
Kemudian senjata AK-47 dijual US$ 800-2.000. Tapi jika replika yang dibuat di pasar Afghanistan ini menawarkan US$ 70-250.
"Saya dapat menyalin senjata apa pun," kata Orakzai.
Berlanjut ke halaman berikutnya.