Bank sentral Afghanistan tampaknya berada dalam kekacauan. Banyak karyawan bank sentral saat ini tidak diizinkan kembali ke kantor sejak Taliban mengambil alih kekuasaan.
"Rekan kerja saya khawatir dengan nasib mereka yang tidak jelas," kata sumber itu.
Memo Kamar Dagang Afghanistan-Amerika menunjukkan, setidaknya pada 23 Agustus kepemimpinan bank sentral menolak untuk menjawab komunikasi apa pun dari industri perbankan. Permintaan uang tunai dari bank sentral tidak diindahkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelompok perbankan Afghanistan mengatakan telah memutuskan untuk menutup semua bank di seluruh negara itu pada 15 Agustus dan belum dibuka kembali karena takut 'dilarikan' untuk simpanan.
Faktor lain yang dikutip dalam memo 23 Agustus itu adalah fakta bahwa Taliban tidak menunjuk seorang gubernur bank sentral yang baru. Kemudian pada hari itu, Taliban menunjuk Haiji Mohammad Idris, sebagai penjabat gubernur bank sentral.
Sedikit yang diketahui tentang kepala bank sentral yang baru. Dia tampaknya loyalis tanpa jenis resume atau pelatihan yang akan menginspirasi kepercayaan pada sistem perbankan Afghanistan.
(toy/ara)